Sempat Salahkan Mahfud MD, Kini Rizieq Shihab Sampaikan Terima Kasih, Ada Apa?

Mantan pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) sempat menyalahkan Menkopolhukam Mahfud MD soal adanya kerumunan di Bandara.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG 

TRIBUNAMBON.COM - Mantan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) sempat menyalahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD soal adanya kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta ketika dirinya baru tiba di Indonesia.

Dalam eksepsinya, HRS menyampaikan kerumunan yang terjadi di bandara pada saat itu akibat pernyataan Mahfud MD.

Namun dalam sidang lanjutan kasus protokol kesehatan yang digelar di PN Jakarta Timur, Senin (3/5/2021), HRS mengucapkan terima kasih kepada Mahfud MD.

HRS mengungkap alasan mengucapkan rasa terima kasih lantaran saat dirinya tiba di Indonesia dan mengundang kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta, Mahfud MD tidak memidanakan kejadian yang secara jelas telah melanggar protokol kesehatan tersebut.

Untuk diketahui, HRS sendiri tiba di Indonesia pada 10 November 2020 setelah beberapa tahun menetap di Mekkah, Arab Saudi.

"Saya ucapkan terima kasih ke pak Mahfud MD, dia memberikan toleransi, supaya mereka (yang hadir di bandara) tidak diproses secara hukum, karena jumlah massa nya lebih banyak dibanding Petamburan. Khusus di bandara tidak diproses," katanya dalam ruang sidang, Senin (3/5/2021).

Kendati begitu, dirinya tidak mengetahui secara pasti alasan Mahfud MD yang memutuskan untuk tidak menindak kejadian tersebut.

Padahal, kata HRS saat kejadian, jumlah massa yang hadir di Bandara Soekarno-Hatta itu jauh lebih banyak dibanding dengan jamaah yang hadir dalam acara di Petamburan yang saat ini diperkarakan.

"Saya juga tidak tahu kenapa kerumunan di bandara itu tidak diproses hukum pidana," kata HRS.

Mengenai kepulangan dirinya ke Indonesia ini, awalnya HRS mengaku mendapatkan informasi dari media sosial yang menyebut bahwa kepulangan dirinya ke Indonesia tidak boleh disambut.

Baca juga: 200 TKI dari Malaysia yang Tiba di Kepulauan Riau Positif Covid-19

Baca juga: Terdakwa Kasus PLTMG Namlea, Ferry Tanaya Ajukan Eksepsi

Baca juga: Pakar Kapal Selam Bongkar Penyebab Tenggelamya KRI Nanggala 402: Faktor Usia hingga Disabotase

Baca juga: Ferry Tanaya dan Abdul Gafur Laitupa Jalani Sidang Dakwaan Kasus Korupsi PLTG Namlea

Baca juga: Jelang Penutupan Penuh Jalur Mudik, Pelabuhan Ferry Galala Dibanjiri Calon Pemudik

Karena katanya, saat itu Indonesia khususnya Jakarta dan sekitarnya masih dilanda pandemi Covid-19 dengan penyebaran yang cukup massive.

"Saya awalnya saat masih di Arab Suadi melihat informasi di medsos bahwa tidak ada yang boleh menjemput saya," tuturnya

Namun kata HRS, menjelang dirinya bergegas pulang, seketika Menteri Polhukam Mahfud MD memberikan pernyataan bahwa kepulangannya bisa dijemput.

Pernyataan yang disampaikan Mahfud MD itu diketahui HRS selang beberapa menit dirinya terbang dari Arab Saudi ke Indonesia.

"Tapi saat last minute saya ingin berangkat dari Saudi, (saya) mendapat kabar bahwa pak Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan bahwa siapa yang mau menjemput ya silakan, saya kurang paham itu kenapa," kata HRS.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Mengendalikan Harga Daging Ayam

 

Harumnya Hilirisasi Kemenyan

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved