Ramadan 2021

Main Bola Api dengan Kaki Telanjang; Tradisi Ramadan Bocah Waihaong Ambon

Permainan bola api ini lebih menantang, sebab mereka memainkannya dengan kaki telanjang

Penulis: Nur Thamsil Thahir | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Thamsil Thahir
Sejumlah anak di kawasan Waihaong, Kota Ambon bermain bola api, Sabtu (24/4/2021) 

Butuh teknik dan material khusus untuk membuat bola api.

"batu apung paling besar kita rendam pakai minyak tanah, lalu dibakar Om," ujar Jodi, menjelaskan bola sepak itu.

Minyak tanah memang masih banyak didagangkan di kedai-kedai di Ambon dan Maluku.

Tak seperti daerah di Jawa, Sumatera dan Sulawesi, Minyak Tanah bersubsidi masih menjadi bahan bakar memasak warga urban dan pedalaman di Maluku.

Sekadar diketahui, batu apung mudah ditemukan di Ambon dan gugus pulau di Maluku.

Batu apung merupakan batuan vulkanik bertekstur vesikular (memiliki lubang lubang kecil).

Lubang pori tak beraturan itu terbentuk ketika sejumlah gas keluar dari lava kaya silika hingga menghasilkan masa abu-abu berbusa.

Baca juga: Kepala KSOP: Mudik Tidak Dilarang, Hanya Dibatasi Saja

Baca juga: Aset Negara Belum Dikembalikan, Mantan Anggota DPRD Bursel Bisa Terancam 7 Tahun Penjara

Angga(38 tahun), warga Silale, menyebutkan tradisi bermain bola api sudah dimainkan sejak dia masih kecil.

"Pokoknya masuk Ramadan, anak-anak Ambon su main bola api," ujarnya.

Tradisi memainkan bola api sejatinya bukan hanya di Ambon.

Santri di pesantren pesisir utara dan selatan Jawa Timur, dan Jawa Tengah, juga masih menjaga tradisi Tua ini.

Bedanya, jika di Ambon bolanya pakai batu apung, di Jawa bola terbuat dari gulungan kain kasa, sebesar dua kepalan oramg dewasa.

Bola gulungan kain itu juga direndam di ember berisi minyak tanah. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved