Maluku Terkini

Bulog Pesan 1000 Ton Beras, Petani Maluku Tengah Diminta Tingkatkan Kualitas Beras

Standar kualitas beras yang dibutuhkan Bulog minimal memiliki kadar air dibawah 14 persen.

Penulis: Lukman Mukadar | Editor: Fandi Wattimena
Kontributor TribunAmbon.com/Adjeng
Perum Divisi Regional (Divre) Bulog Maluku-Maluku Utara telah menyerap sebanyak 135 ton beras dari petani di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku terhitung sejak Januari hingga September 2020, Selasa (16/09/2020) 

Laporan Kontributor TrbunAmbo.com, Lukman Mukaddar

MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Maluku Tengah meminta petani di Maluku Tengah tingkatkan kualitas produksi beras. Menyusul, pemintaan 1000 ton beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Maluku.

"Untuk Kecamatan Seram Utara Timur Kobi dan Seti itu Bulog sudah bersedia dan sudah dibangun gudangnya dengan kapasitas 1000 ton. Harus sesuai dengan yang dibutuhkan Bulog,"Kata Kelada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Maluku Tengah, Arsad Slamat Kepada TribunAmbon.com di ruang kerjanya, Senin (8/3/2021) siang.

Standar kualitas beras yang dibutuhkan Bulog minimal memiliki kadar air dibawah 14 persen.

Kata dia, hasil gabah kering  yang dihasilkan petani di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah itu belum memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Kadar air gabah kering yang dihasilkan para petani di daerah itu masih di atas 14 persen, sehingga sangat berpengaruh dengan ketahanan dalam penyimpanan beras.

Baca juga: Sebelum Belajar Tatap Muka, Bupati Maluku Tengah Sarankan izin ke Orang Tua Murid

Untuk menyikapi hal ini kata Slamat, pihaknya telah sepakat untuk mensosialisasikan kepada para petani, agar beras yang dihasilkan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan Bulog. 

Langkah-langkah itu harus  dimulai dari teknik budidaya, penggunaan varietas, waktu panen, sampai dengan penanganan pasca panen.

“Jadi Bulog itu kan menghendaki agar standar kering gabah panen itu harus di bawah 14. Nah rata-rata disana itu masih doatas 14,"terang Slamat.

Ia menjelelaskan tingginya kadar air pada beras, dikarenakan jemuran gabah di bawah terik matahari hanya berlangsung selama dua hari.

Padahal, untuk mengurangi kadar air, harusnya proses penjemurannya bisa lama dari waktu tersebut, agar beras tidak mudah hancur atau Broken.

Beras Broken adalah jenis beras yang patah atau remuk, Beras ini memiliki kualitas di bawah beras standard dan dengan harga jual yg lebih rendah. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved