BBM Oktan Rendah
Tetap Pakai, Pengguna Motor Akui Tak Tahu Dampak Negatif Bensin Oktan Rendah
Mereka hanya memilih harga yang paling murah, meskipun tahu kualitas bahan bakar tergantung nilainya.
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Rizal Tueka
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Pengguna kendaraan roda dua masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) oktan rendah karena harganya murah.
“Harganya murah dan terjangkau," ujar Asep kepada TribunAmbon.com, Sabtu (6/3/2021).
Tukang ojek pangkalan itu mengaku, tidak mengetahui dampak penggunaan bensin oktan rendah.
Dia hanya memilih harga yang paling murah, meskipun tahu kualitas bahan bakar tergantung nilainya.
“Yang saya tahu kalau semakin mahal, semakin bagus kualitas bahan bakar untuk meningkatkan performa mesin. Tapi kami merasa rugi kalau beli yang mahal,” tutur Asep.
Baca juga: Aktivis Lingkungan Tidak Setuju Bensin Oktan Rendah Masih Digunakan
Baca juga: Berkas Perkara Diserahkan ke Kejaksaan, Pelaku Pencuri Dua Karung Cengkeh Milik Ipar Segera Disidang
Dia mengaku tidak memedulikan dampak penggunaan bahan itu.
Baginya, yang terpenting adalah bagaimana bisa manafkahi keluarganya.
“Tidak terlalu pusing. Sepertinya selama ini juga baik-baik saja,” kata dia.
Diketahui, nilai oktan yang dimiliki bahan bakar berbeda-beda dan nilai paling rendah dimiliki oleh Premium 88.
Disusul oleh Pertalite dengan nilai oktan 90, Pertamax dengan nilai oktan 92 dan paling tinggi Pertamax Turbo dengan nilai oktan 98.
Semakin tinggi nilai oktan maka kinerja mesin akan lebih baik, namun spesifikasi mesin kendaraan tetap diperhatikan.
Penggunaan bensin oktan rendah menghasilkan emisi yang lebih banyak dibandingkan bensin oktan tinggi. (*)
