Spot Wisata di Ambon

Kisah Putri Dibalik Mengalirnya Air Majapahit di Negeri Ema, Pulau Ambon

Putri dari kerajaan besar dalam sejarah itu pernah datang ke Negeri Ema, meminta bantuan saat kerajaannya goyah.

Tanita Pattiasina
Air Majapahit yang terletak di Negeri Ema, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, Jumat (5/2/2021) 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pristiwani S. Pattiasina

AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Tak banyak yang tahu ada jejak kedatangan Kerajaan Majapahit di Negeri Ema, Pulau Ambon.

Putri dari kerajaan besar dalam sejarah itu pernah datang ke Negeri Ema, meminta bantuan saat kerajaannya goyah.

Putri Majapahit bernama Nyi Mas Kenang Eks Sutarmi itu, diceritakan meletakkan sebuah kendi dan menjadi asal usul mengalirnya sumber mata air yang disebut Air Majapahit.

Dari tuturan sejarah, ia datang ke Negeri Ema Makareama yang berada di kaki Gunung Horil sekitar tahun 1330, saat Kerajaan Majapahit yang ada di Pulau Jawa Dwipa mengalami keruntuhan.

Ia bermaksud menemui pimpinan Negeri Ema saat itu yakni, Kapitan Ading Adang Tanihatu’ila untuk meminta bantuannya mencegah runtuhnya Kerajaan Majapahit sekaligus mempersatukan Nusantara.

Sebelum sampai ke Negeri Ema, mereka berlabuh di Tanjung Hihar dan memutuskan untuk menelusuri jalan gunung karena terlihat aman dan tidak ada binatang buas.

Mereka terus berjalan membawa gamelang dan sebuah tandu.

Hingga akhirnya menemui seorang yang sedang memanen buah pala yakni, Malesi Maitimu (Hatubeisinang) .

Malesi adalah orang kepercayaan Kapitan Tanuhatu’ila.

Malesi pun bertanya siapa mereka dan apa maksud kedatangan mereka ke Negeri Ema Makareama.

Sang Putri yang berada dalam tandu turun dan memberi salam kepada Malesi.

Ia menyampaikan namanya dan tujuannya untuk menemui pimpinan Malesi.

Malesi kemudian menyuruh mereka untuk menunggu.

Dia kemudian pergi menyampaikan pesan kepada Kapitan yang sedang berada di rumahnya.

Kapitan mengizinkan Malesi membawa Putri, serta pengikutnya berjumlah 20 orang.

Setelah bertemu, Putri menyampaikan maksudnya untuk meminta bantuan Kapitan kepada Majapahit karena ia mendengar kehebatan dari ilmu yang dimiliki Kapitan.

Namuin, Kapitan menolak membantu Puteri dan Kerajaan Majapahit.

Dia menyuruh Putri kembali dan menitipkan salamnya kepada pimpinan Putri yang berada di Pulau Jawa.

Putri merasa kecewa mendengar hal itu dan bergegas kembali.

Dalam perjalanannya itu, Putri diantarkan Malesi.

Putri lalu berhenti tak jauh tempat Malesi memanen palanya.

Ia memberikan Malesi tombaknya, sepasang tempat sirih pinang dan gamelang yang ia bawa dari kerajaannya.

Malesi yang kaget tetap menerima pemberian Putri sambil tersenyum.

Tak lama, Putri mengeluarkan kendi yang masih berisikan sedikit air.

Ia meminumnya dan meletakan kendi di tempat tersebut.

Sambil berkata, “Aku letakkan kendi ini ditempat ini, maka keturunanmu akan makan dan minum dari air kendi”.

Putyri melanjutkan, di tempat ini, akan banyak orang yang datang dan berkunjung.

Mereka akan melihat apa yang ia titipkan kepada Malesi sebagai bukti ia pernah datang ke Negeri Ema itu.

Konon, setelah itu Putri dan rombongannya pun menghilang di lokasi tempat ia menaruh kendi tersebut.

Dari tempat kendi yang ditaruh Putri itulah, mengalir air jernih yang hingga kini disebut Air Majapahit oleh masyarakat setempat.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved