Update Corona di Ambon
Jadi Garda Terdepan, Ini Kisah Petugas Pengambil Sampel Swab Pasien Corona di Ambon
Petugas laboratorium juga menjadi garda terdepan dalam menangani virus corona covid-19, selain dokter dan perawat.
Penulis: Salama Picalouhata | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Salama Picalouhata
AMBON, TRIBUNAMBON.COM– Petugas laboratorium juga menjadi garda terdepan dalam menangani virus corona covid-19, selain dokter dan perawat.
Perempuan bernama Jheany, seorang petugas lab di salah satu rumah sakit rujukan covid-19 di Ambon itu menceritakan bagaimana ia harus berhadapan dengan pasien.
Sehari-hari, dia bertugas mengambil swab dari orang yang berstatus pasien dalam pengawasan. Tentu saja hal ini sangat berisiko baginya.
Pasalnya, test swab adalah proses pengambilan lendir langsung dari saluran pernapasan dengan mengusap tenggorokan atau hidung pasien.
Namun, karena sudah dilengkapi alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan prosedur operasi standar atau standar operational procedure (SOP), ia percaya dirinya aman saat menangani pasien.
Perempuan berusia 22 tahun itu, memakai APD hingga berlapis-lapis. Dia memakai masker hingga cover sepatu, untuk membuat dirinya terlindung dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Kata dia, semuanya harus tertutup rapat agar tak terkontaminasi virus corona yang menyerang sistem pernafasan tersebut.
"Kalau takut sih ngga ada. Pertama, kita udah dikasih APD lengkap dan vitamin. Bahkan juga ada pengecekan tiap minggu. Kalau memang misalnya positif ya memang harus langsung ada tindakan. Jadi ngga dibiarkan gitu aja," kata Jheany.
Dalam sehari, ia mengaku bisa mengambil lebih sepuluh sampel pasien yang nantinya akan diperiksa untuk diketahui apakah pasien tersebut positif atau negatif.
"Kalau untuk datang swab banyak. Tapi kalau dari sini kita makai kuota jadi sehari 150 perhari sampai 200 dari awal-awal," jelasnya.
Dia menambahkan, rapid test antigen banyak dilakukan masyarakat. Alasannya, ketika hendak melakukan perjalanan, mereka bisa saja mengalami gejala, atau karena sebelumnya pernah positif.
"Paling banyak positif satu harian per shift, ada yang bisa lima hingga enam" ucapnya.
Untuk mengantisipasi terkena virus corona saat menjalankan tugas, ia diharuskan mandi menggunakan air hangat. Bahkan, ketika kembali ke rumah pun ia dipisahkan kamar sendiri tanpa berinteraksi dengan keluarga lainnya.
"Termasuk kalau mau ngapa-ngapain selalu ada hand sanitizer," lanjutnya.