Pasutri Bertengkar Lalu Kabur, Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Hebat di Ambon
“Mereka adu mulut, lalu mungkin ada yang bakar kasur. Setelah itu mereka angkat barang dan kabur,”ungkapnya.
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Fandy
TRIBUNAMBON.COM - Polisi masih mencari penyebab kebakaran hebat ludeskan puluhan rumah di pemukiman padat penduduk di kawasan Ongkoliong, Desa Batu Merah, Kota Ambon, Minggu (29/3/20) pagi.
Tim Identifikasi Sidik Jari (INAFIS) Polda Maluku langsung melakukan olah tempat kejadian perkara kebakaran yang menewaskan dua orang.
Salah satu petak kamar indekost yang diduga menjadi asal sumber api ditandai petugas.
• Kawasan Padat Penduduk di Ambon Terbakar, Dua Warga Tewas, Pemkot Bertindak
Sementara itu, Eka, penghuni indekost yang juga saksi menyatakan, sumber api kuat berasal dari kamar yang dihuni pasangan suami istri, Irvan dan Munira.
Satu orang dari mereka diduga kuat dengan sengaja membakar kasur saat pertengkaran terjadi.
“Mereka adu mulut, lalu mungkin ada yang bakar kasur. Setelah itu mereka angkat barang dan kabur,”ungkapnya.

Kebakaran baru diketahui beberapa saat setelah api mulai membesar dan merembet ke kamar lainnya.
Lantas, dia bersama tetangga lainnya langsung menyelamatkan diri tanpa membawa barang penting lainnya.
Sementara itu, salah satu pemilik kamar yang diduga sumber api berasal tengah dimintai keterangan di Mapolresta Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease.
Sedangkan suaminya, masih dalam pengejaran polisi.
Akibat kejadian itu, lebih dari 40 rumah ludes terbakar.
Dua warga meninggal dan lebih dari 500 jiwa terpaksa mengungsi.
Kronologi Kebakaran
Adapun kebakaran terjadi sekitar pukul 04.45 WIT.
Akibat kebakaran, dua orang tewas, sementara lebih dari 40 rumah terbakar ludes terbakar.
• Update Corona Maluku: ODP Jadi 104 Orang, Kabupaten Kep Tanimbar Terbanyak
Kurang lebih tiga puluh menit berselang kejadian, lima unit Mobil Pemadam Kebakaran tiba di tempat Kejadian.
Petugas lalu berusaha memadamkan kobaran api dibantu warga dan aparat kepolisian.
Menurut pengakuan sejumlah warga, petugas sulit memadamkan api lantaran area pemukiman yang padat dengan kondisi jalan sempit.
“Jalan disini sempit, jadi agak sulit. Baru sekitar pukul 08.30 Wit api dapat dipadamkan,” kata ketua RT 003/ RW 02 Ongkoliong, Usman Ipanin kepada TribunAmbon.com.
• 2.000 Bantuan APD untuk Maluku Telah Tiba dan Siap Didistribusikan
Setelah api berhasil dijinakan, barulah petugas kepolisian melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara dan menemukan dua korban tewas terbakar.
“Dua orang berjenis kelamin laki laki, dengan kondisi hangus terbakar,"jelas Kasubag Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease, Iptu Julkisno Kaisupy.
"Jasad korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Maluku untuk diauttopsi,” imbuhnya.

Sementara itu, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Tenda Darurat Dipasang
Setelah kejadian kebakaran, Pemerintah Kota Ambon bertindak cepat.
Pemerintah kota Ambon memastikan akan menyiapkan fasilitas pengungsian kepada lebih dari 500 warga Ongkoliong yang kehilangan rumah akibat kebakaran, Minggu pagi.
“Jumlah pasti pengungsi tengah didata, data awal 500 jiwa dengan jumlah kaka 46 KK,” ungkap Sekretaris Kota Ambon, A.G. Latueheru, saat meninjau lokasi kebakaran.
Lanjutnya dijelaskan, pemerintah kota Ambon melalui Dinas Sosial menyiapkan tenda sebanyak jumlah rumah yang terbakar agar dapat menampung semua korban.
“Dihitung menyesuaikan jumlah rumah yang terbakar, bukan jumlah kepala keluarga,” kata Latuheru.’
Menurutnya, petugas terkait tengah melakukan verifikasi kembali data kerusakan dan korban untuk menemukan angka pasti.
Sehingga semua korban dapat terakomodir.
Namun data sementara terdata sebanyak 46 rumah yang terbakar.

“Itu (data) bersumber dari RT, namun petugas masih memverifikasi kembali, pasti semua terakomodir. Kita siapin mereka semuanya,” cetusnya.
Selain tenda, kebutuhan makan juga akan difasilitasi paling tidak selama tiga hari. Pemerintah akan memantau terus kondisi korban, dan akan dibantu hingga para korban telah memiliki hunian tetap.
“Selama tiga hari ini disiapkan makanan siap saji, siang dan malam. Setelah para korban sudah mendapat tempat tinggal, pemerintah akan membantu menyiakan perlengkapan masak dan tidur,” pungkasnya. (*)