Dikritik soal Pernyataan Pengungsi Gempa Maluku Jadi Beban Pemerintah, Wiranto Sebut Itu Salah Paham

Pernyataan Menko Polhukam Wiranto soal pengungsi gempa Maluku yang menjadi beban pemerintah menuai kecaman dari berbagai pihak.

Editor: Fitriana Andriyani
Kolase Tribunnews Herudin/Kompas.com Rahmat Rahman Patty
Pernyataan Menko Polhukam Wiranto soal pengungsi gempa Maluku yang menjadi beban pemerintah menuai kecaman dari berbagai pihak. 

TRIBUNAMBON.COM - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan ( Menko Polhukam) Wiranto menuai kecaman dari berbagai pihak.

Wiranto sempat menyebut banyaknya pengungsi gempa bumi di Maluku menjadi beban pemerintah.

Salah satu anggota DPRD Maluku Rovik Akbar Affifudin mengatakan, pernyataan Wiranto terkait pengungsi di Maluku sangat melukai perasaan seluruh masyarakat.

Khususnya, bagi warga di Maluku yang terdampak langsung bencana tersebut.

“Bencana gempa di Maluku ini korban jiwanya banyak, rumah-rumah juga banyak yang rusak.

Seharusnya negara menguatkan secara psikologis, bagi warga yang masih trauma," kata Rovik kepada Kompas.com, Jumat (4/10/2019).

Korban Meninggal Dunia akibat Gempa Maluku Bertambah Menjadi 38 Jiwa

Penyebab Jumlah Pengungsi Gempa Ambon Capai 115 RIbu Lebih Jiwa, BNPB Beri Penjelasan

Menurut Rovik, persoalan pengungsi di Maluku seharusnya direspons dengan baik oleh pemerintah pusat.

"Jujur kami sangat tersinggung dengan pernyataan Pak Wiranto,”kata Rovik.

Rovik mengatakan, selain karena masih trauma, banyak warga memilih mengungsi karena gempa tersebut merusak banyak rumah-rumah warga.

Bahkan, hingga saat ini gempa-gempa susulan masih terus terjadi.

Menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut, pernyataan Wiranto yang menyebut pengungsi Maluku menjadi beban pemerintah sangat tidak elok.

“Pernyataan seperti itu menandakan Pak Wiranto tidak punya hati nurani,"kata Rovik.

Setiap Hari Saat Gempa Warga Ambon Maluku Mabuk, Mual, & Muntah-muntah

Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah Said Patta juga berpendapat yang sama.

Menurut dia, pernyataan Wiranto juga telah merendahkan masyarakat Maluku.

“Dia (Wiranto) berbicara atas nama negara, dan menuduh pengungsi Maluku membebani pemerintah. Itu pernyataan yang sangat tidak manusiawi,”ujar Said saat dihubungi.

Sebelumnya Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy juga menyebut pernyataan Wiranto dalam merespons pengungsi di Maluku sangat menusuk dan menyakitkan.

Kisah Pengungsi Gempa Ambon Maluku Tepat 10.30 WIT Lahirkan Bayi, Wagub Langsung Ajak ke Rumah

Jawaban Wiranto

Wiranto menyatakan rasa kecewanya, lantaran pernyataan dia yang ditujukan untuk menenangkan masyarakat Maluku, justru diputarbalikkan sejumlah pihak untuk menyerang dirinya.

Melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/10/2019), Wiranto mengatakan dirinya tak pernah sengaja untuk melukai hati rakyat Maluku yang sedang berduka.

Wiranto menjelaskan bahwa dalam rapat koordinasi pada 30 September 2019, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, membludaknya pengungsi karena adanya informasi menyesatkan dan simpang siur tentang akan adanya gempa bumi yang lebih besar serta tsunami.

“Padahal tak ada lembaga resmi yang menyatakan itu,” kata Wiranto seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Untuk itu, Wiranto menjelaskan bahwa pemerintah pusat mengimbau masyarakat yang rumahnya masih aman, untuk kembali ke kediaman masing-masing.

“Imbauan itu diberikan untuk kebaikan masyarakat juga, karena di pengungsian pasti akan banyak masalah yang dihadapi seperti pendidikan dan kesehatan. Itu sebenarnya hasil rapat tersebut,” kata Wiranto.

Tak Mendapatkan Penanganan Medis yang Baik, 2 Pengungsi Gempa Ambon Meninggal di Tenda Darurat

Wiranto mengakui bahwa pernyataannya untuk menenangkan masyarakat itu justru diputarbalikkan untuk menyerang dirinya.

“Namun semua itu semoga dapat diselesaikan secara sabar. Semoga penjelasan saya ini dapat diterima,” kata Wiranto.

Berikut pernyataan Wiranto yang ditayangkan TVOne dan diunggah ulang akun Youtube Alena Kayadoe:

Penjelasan BNPB soal banyaknya jumlah pengungsi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mencatat terdapat 115.290 jiwa mengungsi di Ambon pasca gempa bumi yang terjadi M 6,5 pada 26 September 2019 lalu.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu tidak terlalu parah.

Namun, ketakutan masyarakat menjadi penyebab utama mengapa mereka memilih meninggalkan rumah untuk mengungsi.

Fenomena Aneh, Banyak Lubang Sebesar Sumur Muncul setelah Gempa 6.8 SR Ambon, Ini Penjelasan BMKG

"Laporan dari Tim BNPB, di Ambon kerusakan sebenarnya tidak terlalu parah, tapi karena masyarakar takut, banyak isu hoaks tak betul, seperti akan ada banyak gempa susulan membuat mereka takut dan mengungsi. Ada 115.290 jiwa mengungsi," kata Agus dalam acara Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu (2/10/2019).

Dia mengatakan, masyarakat yang ketakutan itu mengungsi ke bukit-bukit.

Ratusan warga mengungsi pasca gempa Ambon
Ratusan warga mengungsi pasca gempa Ambon (Kompas.com/Rahmat Rahman Patty)

Namun mereka juga mengalami kesulitan karena saat ini sering turun hujan lebat yang menyebabkan kesehatan mereka terganggu.

"Kami sosialisasi kepada masyarakat untuk kembali ke rumah dan mengikuti imbauan pihak terkait," kata dia.

Adapun akibat gempa bumi Maluku tersebut telah jatuh korban meninggal dunia sebanyak 28 jiwa dan luka-luka 150 jiwa.

Meski tak parah, dampak kerusakan akibat gempa ini mencapai 6.184 rumah rusak dengan wilayah terdampak Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat.

"Yang banyak korban di Ambon karena di sana padat pendududk. Rumah padat. Banyak yang tertimpa bangunan," ucap dia.

BNPB sendiri memberikan bantuan dana siap pakai senilai Rp 1 miliar untuk bisa digunakan daerah menangani pascagempa.

Selain itu, BNPB juga membantu menyediakan logistik kebutuhan para pengungsi dan korban.

(Kompas.com/Rahmat Rahman Patty/Deti Mega Purnamasari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kritik Pedas Legislator Maluku dan Jawaban Wiranto soal Salah Paham" dan "BNPB: Gara-gara Hoaks Gempa, 115.290 Jiwa Warga Ambon Mengungsi".

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved