Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Semanggi II 24 September 1999, Demo Tolak RUU PKB, Korban Berjatuhan
Tanggal 24 September 20 tahun lalu, terjadi tragedi Semanggi II. Seorang mahasiswa Universitas Indonesia, Yun Hap, menjadi salah satu korbannya.
"Ini biadab. Saya harus perkarakan ini," kata Hariadi, seperti dikutip dari Harian Kompas, 25 September 1999.
Menanggapi peristiwa ini, Kapendam Jaya saat itu, Letkol DJ Nachrowi mengaku belum memperoleh informasi tentang insiden terbaru itu.
"Kami akan mencermati apa yang sebenarnya terjadi dan apa penyebab semua itu. Kalau memang benar terjadi penembakan langsung terhadap masyarakat, itu merupakan sebuah pelanggaran dan pasti TNI akan memrosesnya sesuai hukum yang berlaku," kata Nachrowi.
• Revisi KUHP, Pelaku Aborsi Bisa Terancam Penjara Lebih Lama daripada Koruptor
Kesaksian
Terkait penembakan brutal di sekitar RS Jakarta dan Kampus Atma Jaya, sejumlah orang memberikan kesaksian.
Salah satunya rekan Yun Hap, Adi, yang juga mahasiswa Fakultas Teknik Industri UI angkatan 1996.
Ia mengaku berada tak jauh dari Yun Hap saat penembakan terjadi.
Adi mengisahkan, sekitar pukul 20.00, ia dan teman-temannya berkumpul untuk kembali ke Kampus UI di Depok, Jawa Barat.
Saat itu, Yun Hap tengah berada di tengah jalur hijau. Ia sedang duduk dan makan roti.
Sementara, Adi berada di jalan masuk Bendungan Hilir.
Kemudian, Adi mengaku melihat rombongan truk tentara dengan membawa pasukan melaju kencang dari arah Jl Thamrin.
Lampu depan truk menyala dan tiba-tiba terdengar tembakan.
Adi menyelamatkan diri.
"Saya berlari masuk ke jalan Benhil, berlindung," kata dia.
Setelah itu, ia mendapatkan informasi bahwa ada korban tertembak. Ia tak tahu bahwa korban itu adalah Yun Hap.
"Dan setelah saya datang ke kamar mayat, baru saya tahu kalau itu teman saya," ujar Adi.
Sementara itu, peneliti LIPI, Hermawan Sulistyo, yang saat itu berada di sekitar lokasi, mengungkapkan, pukul 20.55 dari arah Dukuh Atas meluncur 10 truk berisi pasukan yang mengarah ke kawasan RS Jakarta.
Ada voorijder yang mendahuluinya.
Saat itu, puluhan mahasiswa dan warga tengah duduk di jalur hijau di dekat jalan masuk RS Jakarta.
Tiba-tiba, kesaksian Hermawan, dari atas truk sejumlah orang melakukan tembakan membabi buta.
Situasi kacau. Setiap orang yang ada di situ mendari perlindungan dan menyelamatkan diri.
• DPR Tak Bisa jawab Urgensi Revisi UU KPK, Donal Fariz Bantu Jawab: KPK Membahayakan bagi Politisi
Desakan ungkap dalang penembakan
Merespons peristiwa ini, sejumlah tokok politik, mahasiswa, buruh, dan elemen masyarakat lainnya mengecam dan mendesak agar dalang penembakan diungkap.
Harian Kompas, 26 September 1999, menyebutkan peristiwa Tragedi Semanggi II menyebabkan 6 orang tewas dan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka.
Sejumlah petinggi partai menyampaikan desakan kepada pemerintah untuk mengusut peristiwa ini, dan mencabut UU PKB.
Saat itu, pemerintah akhirnya menunda pengesahan Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB).
Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional, Amien Rais, menyatakan yakin penembakan dilakukan oleh provokator untuk menciptakan kekacauan dengan tujuan menggagalkan Sidang Umum MPR.
"RUU PKB harus ditunda dan bahkan harus dihentikan. Karena kalau tidak, justru menimbulkan pertanyaan ''maunya apa''. Kita tentu amat kecewa sampai ada nyawa melayang dan luka-luka parah," kata Amien saat itu.
Sementara, Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai, insiden itu menunjukkan ketidakmampuan TNI dan Kepolisian RI untuk menjaga stabilitas negara.
Peristiwa ini dianggapnya telah meningkatkan eskalasi ketidakstabilan dan memancing agar mahasiswa dan masyarakat meningkatkan gerakannya.
Pihak Kepolisian saat itu menyebut bahwa penembakan dilakukan oleh orang tak dikenal.
Akan tetapi, kesaksian sejumlah orang di lokasi meyakini bahwa tembakan berasal dari konvoi truk aparat.
• Rincian Revisi UU KPK yang Disepakati DPR dan Pemerintah, Ada 7 Poin Perubahan
• Revisi UU KPK Disahkan, Fahri Hamzah: Inilah Puncaknya, Pak Jokowi Merasa KPK adalah Gangguan
Pembentukan Tim Pencari Fakta Independen
Setelah menghadiri pemakaman Yun Hap, peneliti LIPI Hermawan Sulistyo mengatakan, telah terbentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk mengusut kasus Tragedi Semanggi II yang terjadi pada 23-24 September 1999.
Menurut dia, yang terlibat adalah mereka yang sudah berpengalaman terlibat dalam TPF kasus lain.
"Seperti Tragedi Trisakti dan Tragedi Semanggi I," kata Hermawan, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 27 September 1999.
Hermawan bertindak sebagai Koordinator TPFI Semanggi II. Anggota lainnya terdiri dari sejumlah pakar dari berbagai bidang ilmu.
Tim Pencari Fakta Independen (TPFI) "Tragedi Semanggi II" yang terdiri dari sejumlah pakar dari berbagai bidang ilmu.
Tim menyampaikan hasil temuan sementara pada 27 September 1999.
Kesimpulan sementara, ada dua kelompok prajurit yang melakukan penembakan membabi buta terhadap massa yang berada di sekitar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (24/9/1999) malam.
Alasan pihak keamanan bahwa ada penembak dari kendaraan lain selain konvoi truk prajurit dianggap tidak masuk akal.
Selain itu, tidak ada keterangan yang mendukung pernyataan itu dari saksi-saksi langsung di lapangan.
"Dari dua saksi utama yang kami cek silang secara mendalam, Yun Hap jatuh tersungkur oleh kelompok tembak pertama. Sesudah kelompok tembak pertama, ada kelompok tembak kedua.
Jadi, tidak mungkin ada satu kendaraan apa pun yang masuk di tengah kedua kelompok tembak tersebut. Karena itu penjelasan Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Mayjen (Pol) Noegroho Djajoesman-Red) itu sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata anggota TPFI, Tamrin Amal Tomagola, dikutip dari Harian Kompas, 28 September 1999.
Oleh karena itu, TPFI mendesak pihak keamanan dan para pejabat pemerintah untuk melakukan pengungkapan secara transparan.
Dua puluh tahun berlalu, hasil penyelidikan yang dilakukan TPF dan sejumlah lembaga lainnya belum ditindaklanjuti pemerintah dengan tuntas.
Hingga kini, siapa dalang di balik Tragedi Semanggi II dan peristiwa-peristiwa lainnya belum terungkap.
(Kompas.com/Mela Arnani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: 24 September 1999, Tragedi Semanggi II".