Bukan Pertanda Tsunami, Murad Ismail Sebut Ribuan Ikan Terdampar sebab Letusan Gunung Api Bawah Laut
Bukan tsunami, Gubernur Maluku Murad Ismail sebut penyebab ribuan ikan mati terdampar adalah letusan gunung api yang ada di bawah laut.
TRIBUNAMBON.COM - Gubernur Maluku Murad Ismail ikut angkat bicara soal fenomena ribuan ikan yang mati mendadak dan terdampar di sejumlah pantai di Pulau Ambon sejak beberapa hari terakhir.
Menurut Murad, fenomena yang menggegerkan warga tersebut diduga disebabkan oleh adanya ledakan di bawah laut.
“Perkiraan sementara dari peneliti itu akibat ledakan di bawah laut, jadi tidak ada unsur lain tapi ada ledakan,” kata Murad kepada wartawan seusai menghadiri upacara Hari Perhubungan Nasional Tahun 2019 di Ambon, Selasa (17/9/2019).

Murad mengatakan, di perairan Tulehu, Kecamatan Salahutu, yang berdekatan dengan pantai Desa Waai, salah satu lokasi terdamparnya ribuan ikan di desa tersebut terdapat gunung api di bawah laut.
• Ribuan Ikan Mati Terdampar di Sejumlah Pantai di Ambon, LIPI Kirim Tim untuk Teliti Penyebabnya
Hal itu diketahui saat Murad dan mantan Pangdam XVI Pattimuram Mayjen TNI (Purn) Eko Wiratmoko pernah menyelam di perairan itu.
“Kemarin saya sudah kasih tahu karena di Tulehu itu ada gunung api. Saya pernah sama Pangdam Pak Eko menyelam di situ,” ujarnya.
Murad mengaku alasan kuat yang menjadi pertanda kalau di peraiaran Tulehu ada gunung berapi di bawah laut, karena di desa tersebut terdapat sumber air panas alami.

Sehari sebelumnya, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy saat memberikan keterangan pers di Kantor Wali Kota Ambon mengungkapkan, sebelum ribuan ikan ditemukan mati terdampar, warga di Kecamatan Leitimur Selatan terlebih dahulu sempat mendengar dentuman keras dari arah laut di wilayah itu.
• Ribuan Ikan Terdampar di Pantai, Beredar Isu Pertanda Tsunami, Warga Ambon Mengungsi, Ini Kata BMKG
“Hari Sabtu sore saya dihubungi salah satu warga Leitimur Selatan yang melaporkan di pantai ada ribuan ikan yang mati terdampar, dan warga mengaku sempat mndengar bunyi ledakan tapi mereka tidak terlalu menghiraukannya,” kata Richard.
Richard mengaku jika bunyi ledakan itu berasal dari bom ikan yang sengaja digunakan warga, maka kemungkinan tersebut sangat kecil sebab radius bunyi ledakan itu sangat jauh.
Dia pun menduga bahwa bunyi ledakan itu kemungkinan berasal dari sisa bom perang dunia II yang ada di peraiaran laut tersebut.
“Kemungkinan berasal dari bekas bom peninggalan perang dunia II, tapi kita belum bisa memastikannya,”ujarnya.
Kepala Balai Karantina Ambon, Ashari Syarief kepada Kompas.com mengaku dari hasil uji sampel yang dilakukan, ribuan ikan itu mati mendadak karena adanya getaran di bawah laut.
Dikabarkan sebelumnya, ribuan ikan mati terdampar di sejumlah pantai di Ambon dalam beberapa hari terakhir.
Tak hanya ikan, beberapa jenis biota laut lain turut mati misterius.
Peristiwa langka ini pun menghebohkan warga hingga muncul asumsi pertanda tsunami.
Yohanes, salah satu penduduk Desa Hukurila di pesisir Pantai Tihulesy mengatakan bahwa warga tak berani mengonsumsi ikan-ikan tersebut.
• Pasangannya Mengaku Setubuhi Ibu Mertua, Artis Cantik Berkisah Masa Lalu Kelam

"Kami di sini bilang itu jenis ikan batu-batu, tapi kami takut mengonsumsi jangan sampai ikannya terkena racun," ujarnya saat dihubungi Kompas.com Minggu (15/9/2019) malam.
Fenomena terdamparnya ikan di Ambon meluas hingga ke tiga kecamatan.
Awalnya, kasus ikan mati hanya ditemukan di Desa Hukurila dan Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, kini kasus yang sama juga ditemukan di sejumlah pantai lainnya.
Untuk di Kecamatan Leitimur Selatan misalnya, selain di Pantai Desa Hukurila dan Rutong, kasus tersebut juga ditemukan di Pantai Desa Leahari dan juga Pantai Desa Hutumuri.
“Ikan yang mati terdampar di Kecamatan Leitimur Selatan itu ada di Desa Hukurila, Leahari, Rutong dan di Desa Hutumuri, juga ada,” kata Staf Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Sorong Satker Ambon, Wiwit Handayani, kepada Kompas.com, Senin (16/9/2019).
Sempat beredar isu bahwa fenomena tersebut merupakan pertanda tsunami, sejumlah warga pun mengungsi ke ketinggian.
• Terkuak dalam Rekonstruksi, E, F, dan A Bergiliran Perkosa Mayat Gadis Lalu Pulang ke Rumah
"Malam ini banyak keluarga saya yang sudah mengungsi ke tempat ketinggian dengan perbekalan seadanya, mereka mengungsi karena beredar isu akan terjadi tsunami malam ini," kata Moses salah satu warga Leitimur Selatan kepada Kompas.com via telepon, Senin malam.
Salah seorang staf BPBD Kota Ambon F Puturuhu, juga mengakui bahwa ada warga di kecamatan tersebut yang telah memilih mengungsi termasuk juga kerabatnya.
“Ada keluarga yang mengungsi ke Hila Tanah Putih malam ini. Beta (saya) sudah mencoba berikan pemahaman bagi mereka terkait kondisi yang ada saat ini,” kata F Puturuhu.

Sebelumnya, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menegaskan bahwa fenomena tersebut tak ada kaitannya dengan gempa maupun tsunami.
Wali kota pun mengimbau masyarakat agar tak panik dan menyebar isu melalui media sosial yang meresahkan.
Richard juga mengajak warga mempercayai informasi resmi dari pihak berwenag seperti BMKG.
“Yang berwenang menyatakan peringatan dini tsunami itu BMKG jadi selama tidak ada peringatan dini tsunami jangan percaya informasi hoaks yang beredar,”katanya.
• 7 Poin Revisi UU KPK yang Bikin Geger Tokoh, Ini Kata Fahri Hamzah Sampai Sujiwo Tejo
Keterangan BMKG
BMKG Stasiun Ambon mengimbau kepada warga di Kecamatan Leitimur Selatan, Ambon, yang telah mengungsi ke sejumlah tepat agar dapat kembali ke rumah-rumahnya masing-masing.
“Jadi diimbau kepada masyarakat tetap tenang, jangan panik dan segera kembali ke rumah masing-masing,”kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin kepada Kompas.com saat dihubungi Senin (16/9/2019) malam.
Dia menjelaskan, hingga saat ini kondisi kegempaan di wilayah Maluku maupun Pulau Ambon saat ini dalam staus yang normal.
Sehingga, warga diimbau agar jangan sampai terpancing dengan isu-isu menyesatkan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Kami mengimbau kepada warga dapat mengikuti informasi resmi dari BMKG baik melalui website maupun lewat akun media sosial seperti Facebook, Twitter, maupun Instagram. Kami juga mengimbau agar warga dapat mengaktifkan aplikasi android untuk mendapat informasi BMKG,” ujarnya.
• Georgina Segera Dinikahi Cristiano Ronaldo, Sang Model Beberkan Rutinitas di Ranjang
Dia menerangkan, tsunami terjadi karena ada pemicunya, seperti gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik atau letusan gunung berapi, longsor bawah laut atau longsoran tebing, meteor yang jatuh di laut dan ulah manusia seperti meledakan bom dengan skala besar di laut.
“Tetapi itu sangat jarang terjadi, di atas 80 persen kejadian tsunami itu dipicu oleh gempa bumi tektonik, jadi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda akan mau terjadi tsunami di Ambon,” jelas Andi.
apabila ke depan ada gempa besar yang skalanya diatas 7 magnitudo dan memenuhi persyaratan terjadi tsunami pasti BMKG akan mengeluakan peringatan dini tsunami.
”Tapi untuk saat ini kondisi kegempaan di Ambon normal jadi warga jangan sampai termakan isu-isu tidak bertanggung jawab,”katanya.
(Kompas.com Kontributor Ambon Rahmat Rahman Patty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur Maluku Sebut Ribuan Ikan Mati Misterius karena Ledakan Bawah Laut".