Rusuh di Papua: Gubernur Lukas Enembe Minta Oknum Tentara Pelaku Rasis Ditangkap
Gubernur Papua Lukas Enembe berbicara panjang lebar soal keinginan masyarakat Papua pasca-kerusuhan terjadi selama dua hari di Papua.
Jawaban Polda Jatim
Menjawab pernyataan Andy, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menegaskan kehadiran polisi di asrama mahasiswa Papua adalah sebagai stablisator.
"750 orang di luar gerbang (asrama mahasiswa Papua) tersulut oleh kabar perusakan bendera Merah Putih. Mereka menggedor-gedor. Karena itu polisi sebagai stabilisator polisi tidak akan diam saja. Ini supaya konflik tidak terjadi," jelas Frans.
Soal tuduhan ucapan rasis, Frans menegaskan tiad ada anggotanya yang melakukan ujaran rasis ke mahasiswa Papua.
"Kami menjamin tidak ada anggota Polrestabes (Surabaya), anggota Polda yang saat pengamanan mengeluarkan kata-kata rasis seperti melabeling seseorang atau kelompok dengan hewan. Itu tidak ada sama sekali. Kita sudah memlakukan pemeriksaan. Propram kita sudah bekerja dan sampai hari ini sudah melaporkan ke bapak Kapolda tidak ada satupun yang mengeluarkan kata-kata seperti rasis itu," kata Frans.
Meski demikian, Frans mengatakan hari ini (Rabu,-Red) ada satu di Grahadi, kita harus mengaku apa yang dinyatakan oleh bapak Kasdam. Bahwa kalau itu dari hasil penyelidikan ada dari anggota ya akan dilakukan penyelidikan oleh Polda tentunya. Tapi dari kepolisian itu tidak ada," kata dia.
Pernyataan Frans tentang pernyataan Kasdam merujuk pada Kasdam Kodam V Brawijaya, Brigjen TNI Bambang Ismawan pada Rabu (21/8/2019) kemarin di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Brigjen TNI Bambang Ismawan mengatakan, Kodam V Brawijaya tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait keterlibatan anggota TNI dalam insiden di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan.
Brigjen TNI Bambang Ismawan menuturkan, Kodam V Brawijaya melakukan penyelidikan digital dari video viral yang memperlihatkan sejumlah oknum berseragam TNI di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Dalam video itu, anggota TNI diduga meminta orang di dalam asrama untuk segera keluar.
Mereka meminta orang di dalam asrama agar memberikan penjelasan terkait perusakan bendera di depan asrama Jalan Kalasan.
Tak hanya itu, dalam video tersebut, juga terdengar makian.
"Saya mewakili Bapak Pangdam akan menyampaikan bahwa adanya indikasi keterlibatan personel TNI di dalam kejadian di asrama Kalasan Surabaya," kata Brigjen TNI Bambang Ismawan di Gedung Negara Grahadi, Rabu (21/8/2019).
"Kami sampaikan sekarang, kasus keterlibatan anggota ini dalam proses pemeriksaan, penyelidikan," sambung dia.

Ia memastikan bahwa pihaknya tidak dalam kondisi yang menutup-nutupi fakta ataupin informasi guna melindungi anggota, jika terbukti terlibat sebagaimana viral di media sosial.