Rusuh di Papua: Gubernur Lukas Enembe Minta Oknum Tentara Pelaku Rasis Ditangkap

Gubernur Papua Lukas Enembe berbicara panjang lebar soal keinginan masyarakat Papua pasca-kerusuhan terjadi selama dua hari di Papua.

Editor: Fitriana Andriyani
Hand Over Tribunnews.com
Gubernur Papua Lukas Enembe berbicara panjang lebar soal keinginan masyarakat Papua pasca-kerusuhan terjadi selama dua hari di Papua. 

Lukas meminta agar polisi menangkap oknum aparat keamanan tersebut.  

"Tentara dan polisi yang pakai seragam lengkap, mereka (tentara dan polisi) maki-maki. Satu orang tentara 'kasih tahu pemimpinmu' berarti kan dia kasih tahu saya. Itu harus ditangkap orang itu. Tentara pakai seragam itu. Iya, ada videonya jelas," tegas Lukas. 

Minta Penegakan Hukum

Lebih jauh, Lukas meminta agar dikedepankan penegakan hukum. 

Mereka yang melakukan ujaran rasis harus ditangkap dan kemudian menyampaikan proses hukum yang telah dilakukan ke warga Papua. 

"Mereka pelaku ditangkap. Kasih tahu kami, sudah adili ini, sudah lakukan ini. Negara harus kasih tahu itu. Tidak boleh masalah Papua disepelekan, masalah besar ini," kata Lukas. 

Selengkapnya video pernyataan Lukas bisa anda saksikan di bawah ini: 

Kontras Soroti Penanganan Polisi terhadap Mahasiswa Papua

Sekjen Federasi Kontras, Andy Irfan Junaedi mengatakan peristiwa persekusi dan rasis sudah sering terjadi di asmara mahasiswa Papua di Jl Kalasan Surabaya.

Adapun selama dua hari pada akhir pekan lalu merupakan situasi yang sangat mencekam bagi mahasiswa Papua.

"Terjebak di dalam, tidak bisa dapatkan makanan dan minuman. Ada sejumlah teman yang mengirim makanan malah ditangkap. Saya kira itu menjadi memori kolekstif bagi mereka yang tinggal di asrama dan akan selalu mereka ingat," kata Andy. 

Andy kemudian menyoroti peran kepolisian yang menurutnya hilang saat para mahasiswa Papua digeruduk oleh ormas. 

Warga Papua dan Papua Barat berjalan dari Abepura menuju Kota Jayapura, untuk berunjuk rasa di kantor DPR Papua, dan kantor Gubernur Senin (19/8/2019). Mereka memprotes tindakan kekerasan dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. (TRIBUNNEWS/HO/B AMBARITA)
Warga Papua dan Papua Barat berjalan dari Abepura menuju Kota Jayapura, untuk berunjuk rasa di kantor DPR Papua, dan kantor Gubernur Senin (19/8/2019). Mereka memprotes tindakan kekerasan dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. (TRIBUNNEWS/HO/B AMBARITA) (TRIBUNNEWS/HO/B Ambarita)

Anggota ormas menggeruduk asrama mahasiswa Papua di Surabaya setelah beredar kabar perusakan bendera Merah Putih yang beredar di grup whastApp dan Facebook.

"Ramailah kemudian orang datang ke depan asrama. Disitulah peran kunci kepolisian yang hilang. Harusnya polisi bisa mengendalikan ormas yang memang sudah kerap kali melakukan hal serupa," ujar Andy. 

Andy juga mengkritik penanganan polisi terhadap mahasiswa Papua dengan mendobrak pagar dan menggunakan tembakan gas air mata.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved