Malra Hari Ini

KNPI dan Cipayung Bentangkan Bendera di Jembatan Rumadian-Dian Malra

Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Provinsi Maluku, berlangsung dengan cara yang tidak biasa.

|
Megarivera Renyaan
KNPI DAN CIPAYUNG : Pembentangan bendera yang dihelat KNPI dan OKP Cipayung di Jembatan Rumadian-Dian, Minggu (17/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Provinsi Maluku, berlangsung dengan cara yang tidak biasa.

Sejumlah pemuda yang tergabung dalam OKP Cipayung Malra-Tual dan KNPI, menggelar aksi pembentangan bendera, di lokasi ambruknya jembatan penghubung Rumadian-Dian di Kecamatan Manyeuw.

Hal tersebut dilakukan, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi yang tak berpihak kepada masyarakat pelosok.

Diketahui, Jembatan Rumadian telah mengalami kerusakan berulang pada 2019, 2024, dan 2025.

Alokasi Tahun 2020 (Perbaikan setelah Ambruk 2019), anggaran sebesar Rp 500 juta untuk membangun kembali Jembatan Rumadian yang ambruk pada akhir November 2019

Kemudian, Dinas PUPR Kabupaten Maluku Tenggara mengerjakan pembangunan jembatan pengganti menggunakan anggaran dari APBD Kabupaten sebesar Rp 6.285.097.000. 

Namun, proyek ini ternyata gagal karena jembatan tetap ambruk dalam proses pengerjaan, dan kini perbaikan masih menjadi tanggung jawab kontraktor terkait.

Baca juga: Profil Rachel Renwarin, Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera HUT ke-80 RI di Lapmer Ambon

Kegiatan diawali dengan berziarah ke Tugu Pahlawan Karel Sadsuitubun, yang berada di lokasi yang sama.

Menggunakan atribut kebesaran Cipayung dan KNPI lantas membentangkan bendera di jalan masuk jembatan Rumadian-Dian.

"Kami DPD KNPI Malra, bersama OKP Cipayung Pemuda dan masyarakat ohoi Rumadian menyatakan kekecewaan atas ketidakpastian perbaikan jembatan penghubung Rumadian-Dian," ujar Ketua KNPI Malra Goliath Jaftoran, Minggu (17/8/2025).

Menurutnya, jembatan ini merupakan akses vital bagi tiga kecamatan dan puluhan desa, bahkan menjadi akses satu-satunya ke beberapa destinasi wisata, namun hingga kini dibiarkan rusak.

"Medio kerusakan sejak 7 bulan lalu, seharusnya Pemprov Maluku dapat memberikan tanggapan atau kepastian kapan Jembatan ini diperbaiki," cetusnya.

Baca juga: Ayah Paskibraka Misel Terharu Lihat Anaknya Sukses Bawa Baki di Penurunan Bendera

Momen hari kemerdekaan ini, jangan hanya dimaknai sebagai seremonial, tetapi juga seruan agar kemerdekaan dirasakan secara nyata, oleh seluruh rakyat.

"Termasuk dalam bentuk pemenuhan hak-hak atas infrastruktur yang layak dan aman, untuk itu kami meminta Pemprov Maluku, agar segera menetapkan langkah konkrit percepatan pembangunan kembali jembatan tersebut dengan tanggal waktu yang jelas dan transparan kepada masyarakat," tegas Jaftoran.

Untuk diketahui, kegiatan ini juga melibatkan, Kepala Ohoi, Pemuda-pemudi dan masyarakat Ohoi Rumadian. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved