Buru Hari Ini

Miris! Minyak Tanah Langka dan Mahal di Buru, Warga Curiga Agen Nakal

Warga Kabupaten Buru kembali dihadapkan persoalan kelangkaan minyak tanah yang makin menyulitkan kebutuhan rumah tangga. 

Ummi Temarwut
MINYAK TANAH - Potret minyak tanah dalam jerigen 5 liter, Kamis (14/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Ummi Dalila Temarwut 

NAMLEA, TRIBUNAMBON.COM -  Warga Kabupaten Buru kembali dihadapkan persoalan kelangkaan minyak tanah yang makin menyulitkan kebutuhan rumah tangga. 

Tak hanya langka, harga jual minyak tanah di lapangan pun melambung tinggi. 

Pantauan TribunAmbon.com Rabu (13/8/2025) pukul 16.00 WIT, tak lebih dari 10 agen yang menjual minyak tanah di Kota Namlea.

Mereka pun menjual antara 1 hingga 4 jeriken minyak tanah saja, itupun dengan harga yang mencekik. 

Harga eceran mencapai Rp10.000 per liter atau Rp60.000 per jeriken ukuran 5 liter, jauh di atas harga subsidi yang seharusnya.

Kondisi ini membuat warga menjerit.

Baca juga: Pancasila Harga Mati! Semangat Menggema di Puncak HUT ke-64 Pramuka di Buru

Seperti diungkapkan Wa Puput, salah satu ibu rumah tangga yang merasa kecewa dan bingung dengan kelangkaan minyak tanah yang tak kunjung teratasi.

"Minyak tanah mahal dan susah. Kalau kita antre ke agen untuk beli, mereka batasi. Mereka hanya jual ke orang-orang tertentu saja. Itupun seperti itu terus. Kami terpaksa keliling Kota Namlea cari minyak tanah. Ini sebenarnya ada apa?" keluhnya.

Dugaan adanya agen nakal yang bermain dalam penyaluran minyak tanah ke pengecer pun mencuat. 

Beberapa warga menyebut, distribusi tidak lagi sesuai prosedur, dan lebih menguntungkan pihak tertentu dibanding masyarakat luas.

Baca juga: Tekan Inflasi Daerah, Pemkot Ambon Gandeng Lantamal IX Tanam 100 Ribu Bibit Cabai

Warga berharap, pemerintah segera turun tangan menyelidiki dugaan penyimpangan distribusi dan menindak tegas oknum agen yang bermain curang.

Jika persoalan ini dibiarkan, tidak hanya akan menambah beban warga tapi juga berpotensi memicu konflik sosial akibat kecemburuan dan ketidakadilan dalam penyaluran bahan bakar bersubsidi. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved