Malteng Hari Ini
Habiskan 7 Jam Lintas Darat Masohi - Kobi: Jalur Utara Bukan tuk Supir Pemula
Habiskan 7 jam perjalanan darat dengan kendaraan roda empat untuk sampai ke Negeri Kobi Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Waktu menunjukan pukul 13.44 WIT, Rabu (13/8/2025), rombongan 'Expedisi Pendidikan Manusela' bersiap meninggalkan Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.
Memecah jalanan yang lembab, siang hari itu alam menyambut dengan guyuran hujan.
Habiskan 7 jam perjalanan darat dengan kendaraan roda empat untuk sampai ke Negeri Kobi Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.
Dari Kota Masohi, diperlukan 25 menit tepat sampai di titik pertigaan Waipia, Kecamatan Teon Nila Serua (TNS), berbelok kanan jalan menuju lintasan Jalan Trans Seram Pegunungan Seram Utara atau Jalan 'SS'.
Melintasi 211 Kilometer dari Kota Masohi ke Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, maka pantas jika lintasan tersebut bukan untuk supir pemula.
Baca juga: Perlu Rp 400 Ribu dari Masohi ke Wahai Seram Utara, Menantang Keloknya Jalan SS
Baca juga: Miris! Minyak Tanah Langka dan Mahal di Buru, Warga Curiga Agen Nakal
Terlebih lintasan jalan SS membelah hutan cukup untuk menguji nyali. Rombongan disambut kabut, hujan, jalanan lembab, kerusakan jalan dan lainnya.
Pengemudi kendaraan, Rusmin Tuasikal, yang juga Pegawai Pol PP Maluku Tengah menceritakan pengalamannya melintasi jalur Utara.
Hampir separuh hidupnya, ia dedikasikan dengan keahlian mengemudi.
"Lintas Utara bukan untuk supir pemula," imbuh Rusmin.
Diceritakan, Jalan SS dikerjakan selama dua tahun sejak 1995, diresmikan tahun 1998.
Saat itu, ia baru duduk di bangku kelas 1 SMA, berusia 17 tahun, keahlian mengemudi kendaraan mengantarnya bergabung dalam tim peresmian jalan.
Mereka bersama rombongan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), gunakan enam mobil kala itu.
Ia dan rekan-rekan mengemudi sampai ke Bula yang saat ini menjadi ibu kota Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
"Namun sesampainya di Bula rombongan kementerian memilih balik dengan pesawat," cetus Rusmin singkat dengan gelak ketawa.
Ia menjadi supir angkutan umum di Kota Masohi, ibu kota kabupaten bertajuk Pamahanu Nusa, dimana tarif angkutan saat itu Rp. 500.
"Kemudian menjadi supir Masohi-Bula sampai tahun 2007, ia stop dan masuk di kantor (bupati) menjadi pegawai," tukasnya.
Hingga tahun 2018 ia masuk di Satuan Pol PP Pemda Maluku Tengah, sampai akhirnya diangkat menjadi ASN PPPK gelombang 1 tahun 2024.
Ia menceritakan kejadian mistis yang ada di Jalan SS, dimana kata Rusmin, sejumlah titik jalan memiliki penghuni tak kasat mata.
Alhasil, percaya dan tidak percaya pernah ada supir taxi lintas Masohi-Bula alami kejadian mistis.
"Supir menepi di lintasan untuk buang air kecil, sayangnya dua jam berlalu penumpang mulai resah karena sang supir tak kunjung kembali. Pencarian dua hari melibatkan tua-tua adat setempat, barulah ketemu di lokasi yang sama," cerita Rusmin.
Dalam perjalanan terhitung 2 kali pemberhentian, area pertama di Warung Makan Hatu Saka, area kedua di Negeri Wahai, Kecamatan Seram Utara, hingga menempuh perjalanan satu jam ke Desa Kobi, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.