Buru Hari Ini

Kualitas Beras SPHP Buruk, Pedagang Pasar Namlea Akui Pembeli Banyak Komplain

Beras yang seharusnya menjadi solusi untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok justru dikeluhkan karena dinilai kurang layak.

Tribunambon/umi
BERAS SPHP - Potret Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual oleh dinas ketahanan pangan di Kota Namlea Kabupaten buru beberapa waktu lalu, Rabu (27/8/2025) 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com Ummi Dalila Temarwut 

NAMLEA,TRIBUNAMBON.COM - Sejumlah pedagang beras di Pasar Impres Namlea mengeluhkan banyaknya komplain dari pembeli terkait kualitas beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). 

Beras yang seharusnya menjadi solusi untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok justru dikeluhkan karena dinilai kurang layak konsumsi.

Salah satu pedagang beras di pasar Impres Namlea, Dwi Kurniasih mengungkapkan bahwa hampir setiap hari dirinya menerima keluhan dari para pelanggan yang membeli beras SPHP.

“Para pembeli selalu datang komplain tentang kualitas beras SPHP kepada kami,” ujarnya kepada TribunAmbon.com, Senin (13/10/2025). 

Baca juga: Hampir 10 Bulan Berlalu, 1 Truk Sianida Diamankan Polres Buru Hilang Kabar

Baca juga: Waduh! TPA Kota Bula Masuk Daftar 443 Lokasi yang Dapat Sanksi dari Kementerian Lingkungan Hidup

Menurut Dwi, keluhan utama yang disampaikan pembeli adalah warna beras yang cenderung kekuningan dan tidak sebersih beras pada umumnya.

“Berasnya berwarna kuning dan kurang bagus. Banyak yang bilang seperti beras lama atau sudah disimpan terlalu lama,” tambahnya.

Dwi menuturkan, meski beras SPHP dijual dengan harga lebih murah dibandingkan beras premium, para pembeli tetap berharap kualitasnya bisa lebih baik.

Pasalnya, banyak warga membeli beras SPHP karena keterbatasan ekonomi, namun mereka tetap ingin mengonsumsi beras yang layak dan aman.

Lebih lanjut, Dwi mengaku pernah melaporkan persoalan ini kepada pihak Dinas Ketahanan Pangan setempat agar mendapat perhatian.

Namun hingga kini belum ada tanggapan atau tindak lanjut dari pihak Dinas. 

“Sudah lapor ke Dinas Ketahanan Pangan, namun belum juga direspons,” ungkapnya.

Kondisi ini membuat para pedagang di Pasar Impres Namlea merasa serba salah.

Di satu sisi, mereka diwajibkan menjual beras SPHP sebagai bagian dari program pemerintah untuk menekan inflasi dan menjaga pasokan pangan. 

Namun di sisi lain, kualitas beras yang kurang baik menurunkan minat pembeli dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap produk tersebut.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah bersama Bulog segera melakukan pengecekan ulang terhadap kualitas beras SPHP yang beredar di Namlea. 

Evaluasi dan pengawasan dinilai penting agar tujuan program SPHP yaitu menyediakan beras murah namun tetap berkualitas benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved