Buru Hari Ini

Mengenal Hotong, Tanaman Khas Buru Kaya Protein dan Cita Rasa Nusantara

Olahan ini terbuat dari tanaman hotong, salah satu bahan pangan khas Pulau Buru yang kini mulai dikembangkan sebagai alternatif pengganti beras .

ISTIMEWA
BIJI HOTONG - Potret biji hotong di salah satu stand pameran TP PKK Kabupaten Buru,Selasa (7/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com Ummi Dalila Temarwut 

NAMLEA,TRIBUNAMBON.COM - Dalam ajang pameran yang digelar Tim Penggerak PKK Kabupaten Buru, tampil menarik perhatian pengunjung dengan sajian unik bernama Waji Hotong.

Olahan ini terbuat dari tanaman hotong, salah satu bahan pangan khas Pulau Buru yang kini mulai dikembangkan sebagai alternatif pengganti beras dan gandum.

Misna Taslim, anggota Pokja 1 Tim PKK Kabupaten Buru, menjelaskan bahwa tanaman hotong memiliki potensi besar sebagai sumber pangan lokal.

“Tanaman hotong ini merupakan tanaman khas Kabupaten Buru sebagai pengganti beras dan juga gandum. Gizinya tinggi, bahkan pernah diuji oleh Badan POM untuk nilai gizinya,” ujarnya saat diwawancarai TribunAmbon.com Selasa (7/10/2025).

Baca juga: Pemprov Maluku Gelar Sosialisasi Anjab-ABK dan Sinkronisasi Kinerja Guru Lewat Aplikasi NICOLA

Baca juga: Tim PkM Unpatti Berdayakan AMGPM Tiakur Melalui Usaha Pembuatan Puding Kelor

Dikenal secara ilmiah dengan nama Setaria italica (L) Beauv, hotong telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Buru. 

Selain diolah menjadi nasi dan bubur, kini hotong juga dikreasikan menjadi berbagai camilan tradisional seperti waji hotong yang menawarkan cita rasa manis gurih sekaligus kaya nutrisi.

Mengutip hasil penelitian yang diterbitkan oleh Sam Herodian, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, hotong memiliki kandungan karbohidrat yang mirip dengan beras, namun dengan kandungan protein yang lebih tinggi.

Biji hotong mengandung protein sekitar 14 persen dan kadar lemak sekitar 3 persen, lebih unggul dibandingkan beras dan gandum.

Kandungan airnya yang rendah juga membuatnya tahan lama untuk disimpan maupun diolah menjadi tepung.

Dengan kandungan gizi yang melimpah, hotong dinilai berpotensi besar menjadi pangan pokok alternatif di tengah upaya menjaga ketahanan pangan lokal. 

Melalui kegiatan seperti pameran PKK ini, diharapkan masyarakat semakin mengenal dan mencintai pangan lokal khas Buru yang kaya manfaat.

“Kami ingin memperkenalkan hotong agar masyarakat tahu bahwa Buru punya pangan bergizi tinggi dan bisa dikembangkan jadi banyak produk,” tambah misna.

Dari dapur tradisional hingga meja pameran, hotong kini hadir bukan sekadar nostalgia, tetapi juga sebagai simbol kemandirian pangan dan kebanggaan lokal masyarakat Buru.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved