Maluku Terkini
Meniti Jalan Damai di Maluku: Kapolda Ajak Umat Beragama Jadi Pelopor Anti Kekerasan
Dalam kunjungannya, Kapolda secara tegas menyoroti persoalan kekerasan yang masih menjadi hambatan utama bagi kemajuan daerah
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kapolda Maluku Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto kembali melanjutkan safari dialog lintas imannya dengan menyambangi Gereja Protestan Maluku (GPM).
Dalam kunjungannya, Kapolda secara tegas menyoroti persoalan kekerasan yang masih menjadi hambatan utama bagi kemajuan daerah, mengajak seluruh masyarakat, khususnya jemaat GPM, untuk menjadi pelopor perdamaian dan kerukunan.
Kunjungan Kapolda ke Gereja Pniel Latuhalat dan Gereja Rehoboth, Klasis Pulau Ambon, Minggu (7/9/2025) disambut hangat oleh para pemuka agama dan ratusan jemaat.
Kehadiran Kapolda Dadang Hartanto dan rombongan ini merupakan bagian dari upaya Polri untuk mempererat silaturahmi, membangun komunikasi, dan menumbuhkan rasa kebersamaan dengan seluruh elemen masyarakat.
Dalam sambutannya, Kapolda menekankan bahwa Maluku memiliki potensi alam dan sumber daya manusia yang luar biasa, namun semua itu hanya bisa berkembang jika dilandasi oleh keamanan dan kedamaian.
Baca juga: DPD PKS Ambon Gelar Musyawarah Daerah, Ini Target Partai Kedepan
Baca juga: Jadwal KM Gunung Dempo 9 - 24 September 2025: Terdekat Surabaya, Jakarta, Makassar, Sorong
Kekerasan Sebagai Penghambat Pembangunan
Dengan lugas, Irjen Pol. Dadang Hartanto menyoroti berbagai bentuk kekerasan yang masih sering terjadi di Maluku.
Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, perkelahian akibat minuman keras, tawuran pelajar, hingga konflik antarwarga.
Menurutnya, hal tersebut menghambat pertumbuhan sosial dan ekonomi.
"Kedamaian dan keamanan ibarat tanah yang subur. Bila tanahnya baik, apapun yang kita tanam akan tumbuh dengan baik. Namun bila tanahnya rusak karena kekerasan, maka apa pun yang ditanam tidak akan menghasilkan kebaikan," tegasnya, menggunakan analogi yang mudah dipahami oleh jemaat.
Kapolda juga menyoroti pentingnya peran orang tua, tokoh agama, dan guru dalam membina generasi muda.
Ia mengingatkan bahwa anak-anak adalah aset masa depan Maluku, sehingga pendidikan dan bimbingan yang baik sangat krusial agar mereka tidak mencari jawaban dari sumber-sumber yang salah, seperti internet dan media sosial yang tidak terkontrol.
Lebih lanjut, Kapolda mengajak jemaat untuk merawat keberagaman sebagai kekuatan bangsa.
Ia mengingatkan bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar kata-kata, melainkan komitmen untuk menjadikan perbedaan sebagai perekat persatuan, bukan sumber perpecahan.
"Jangan biarkan ada pihak-pihak yang ingin memecah belah kita," serunya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.