Info Terkini
Dituding Tebang Pilih, PAN Didesak Copot Widya Pratiwi: Joget Aman, Kader Lain Dipecat
Mahasiswa menuding PAN berlaku tebang pilih dan standar ganda dalam menyikapi kader-kadernya yang terlibat kontroversi
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Partai Amanat Nasional (PAN) mendapat kecaman keras dari Pengurus Besar Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (PB Ampera) Maluku.
Mahasiswa menuding PAN berlaku tebang pilih dan standar ganda dalam menyikapi kader-kadernya yang kontroversi, terutama terkait insiden joget di ruang sidang DPR RI.
Tuntutan ini dilayangkan menyusul beredarnya video Widya Pratiwi, anggota DPR RI sekaligus Ketua DPW PAN Maluku, yang viral karena berjoget setelah Sidang Tahunan MPR 2025.
Aksi ini menuai kritik, namun berbeda dengan kader lain, Widya hingga kini belum dikenai sanksi.
Ketua Umum PB Ampera Maluku, Rumadhan Wahyu Pratama, membandingkan perlakuan terhadap Widya dengan nasib dua rekan separtainya, Eko Patrio dan Uya Kuya.
Keduanya juga kedapatan berjoget saat menghadiri Sidang Tahunan MPR, yang berakibat pada penonaktifan dari keanggotaan DPR RI oleh fraksi PAN.
Bahkan, PAN mengajukan penghentian gaji, tunjangan, dan fasilitas mereka.
Baca juga: Tiga Bulan di Lahan Percobaan, Petani di Kelurahan Tihu-Ambon Petik Hasil Padi Kedua
Baca juga: Aksi Mulia Bripda Hans Simauw, Salurkan Bantuan ke Panti Asuhan Maria Mediatrix Ambon
"Ini bukan lagi soal etika, tapi soal konsistensi dan keadilan. Jika Eko Patrio dan Uya Kuya bisa langsung dinonaktifkan, mengapa Widya Pratiwi kebal? Dugaan adanya perlakuan istimewa ini mempermalukan PAN dan melukai rakyat Maluku," tegas Rumadhan kepada TribunAmbon.com, Sabtu (6/9/2025).
Menurutnya, jabatan Ketua DPW PAN Maluku tidak bisa dijadikan tameng politik.
PB Ampera menilai aksi Widya sudah cukup menjadi bukti bahwa ia tidak layak memimpin.
Oleh karena itu, PB Ampera menuntut pencopotan Widya Pratiwi dari jabatan Ketua DPW PAN Maluku, bukan hanya sekadar penonaktifan.
"Maluku tidak boleh dipimpin oleh figur yang abai terhadap etika dan empati," lanjut Rumadhan.
PB Ampera Maluku memperingatkan bahwa jika DPP PAN tetap bungkam, mereka akan menilai PAN sebagai partai oportunis yang hanya berani bertindak keras terhadap kader lemah, namun lunak terhadap kader yang dekat dengan elite.
"Copot Widya sekarang, atau PAN akan kehilangan wajah di Maluku," pungkas Rumadhan.
Ia juga mengancam akan mengerahkan massa untuk menggelar aksi besar-besaran di kantor DPW PAN Maluku jika tuntutan mereka tidak diindahkan.
Sebagai informasi tambahan, Widya Pratiwi lolos, sementara lima anggota DPR RI dari berbagai partai, termasuk Eko Patrio dan Uya Kuya, telah resmi dinonaktifkan karena pernyataan dan sikap mereka yang dianggap melukai hati rakyat.
Penonaktifan ini, meski bersifat sementara, menunjukkan bahwa PAN memiliki preseden kuat dalam menegakkan disiplin partai.
Hal inilah yang menjadi dasar bagi PB Ampera Maluku untuk menuntut perlakuan yang sama terhadap Widya Pratiwi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.