Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan
TUAL, TRIBUNAMBON.COM - Pemerintah Kota Tual, Provinsi Maluku, menggandeng Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), menggelar inspeksi dadakan (Sidak) di Pasar Marren, Selasa (26/8/2025).
Sidak tersebut, sebagai upaya pengendalian inflasi di Kota Tual dan melihat secara langsung kondisi pasar pasca insiden yang terjadi yang menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Pemantauan oleh Tim TPID Kota Tual yg dipimpin oleh Pj Sekda Ridwan Renwarin, didampingi Asisten II, Kadis Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perikanan, Pertanian, dan sejumlah OPD lain serta pihak Kejaksaan Negeri Tual dan Pihak Polres Kota Tual.
Saat dikonfirmasi, Kadis Ketahanan Pangan Kota Tual, Darnawati Amir mengemukakan, Harga Cabai di kota Tual relatif turun dibanding Juli 2025.
"Untuk harga cabai saat ini mengalami penurunan harga pada kisaran Rp. 70 ribu kilo hingga Rp 75 per kilo, dibanding bulan Juli mencapai 120 per kilo, didominasi cabai dari luar," ungkapnya, Rabu (27/8/2025).
Menurutnya, pedagang memasok terbatas dari Makasar dan Ambon. Jika harga cabe turun di SBT, pemasok mengambil dari SBT, sementara bawang merah mencapai kisaran Rp.65 ribu per kilo dari makasar, normal pada kisaran Rp.45 hingga 50 ribu kilo.
"Sementara, pada kelompok makan, minum dan tembakau dengan angka inflasi sebesar 4,50 dengan andil inflasi sebesar 1,73. Terjadinya peningkatan angka inflasi Kota Tual Bulan Juli yoy pada posisi 3,51 persen mtm pada posisi 0,59 persen," ungkapnya.
Baca juga: Jaksa Limpahan Kasus Korupsi Dana Desa Ridool-KKT ke Pengadilan Tipikor
Baca juga: Perjuangan Masyarakat Pegunungan Seram Utara, Tempuh Perjalanan 3 Hari Untuk Dapat Layanan Kesehatan
Menurutnya, pada kelompok makanan, beras, dan cabe keriting, bawang merah, gula pasir, ikan kembung, ikan kakap beberapa jenis sayuran mengalami kenaikan.
"Sehingga perlu dilakukan pemantauan pada pasar Maren, untuk memastikan penyebab kenaikan harga dan memastikan ketersediaan," ujar Darnawati.
Mantan Kepala Dinas Perindag Tual ini mengatakan, beras SPHP yg telah didistribusikan oleh Bulog, bersama 50 mitra baik dalam dan luar pasar cukup membantu pengendalian harga beras, dengan HET Rp. 13.500 per kilo jenis medium kemasan 5 kilo.
"Pedagang beras pasar mitra bulog telah menjual beras pada kisaran 65.000 per 5 kilo dengan order menggunakan aplikasi KLIK Perum Bulog, tidak ditemukan penjualan harga diatas HET," cetusnya.
Sementara, minyak KITA kemasan sederhana rata-rata memang alami kenaikan harga kurang lebih 5 persen sebesar Rp.18 ribu per liter di mana HET pada Rp. 15,700.
Hal ini , lanjutnya terjadi karena tidak ada distributor yang mengambil dari pabrik semua mengambil dari distributor 2 (D2) tentunya harga mengalami kenaikan dengan rantai distribusi yang panjang.
"Sehingga untuk mengendalikan harga komoditi pangan, serta memastikan ketersediaan, Pemda Kota Tual bekerjasama dengan Bulog melakukan penderasan beras SPHP melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) keliling, dibantu Polres Tual dan Kodim 1503," imbuhnya.