Dibandingkan September 2024, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,40 persen.
Sementara jika dibandingkan Maret 2023, terjadi kenaikan sebesar 6,18 persen.
Angka ini memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM).
Pada Maret 2025, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama.
Untuk komoditi makanan, beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 24,40 persen di perkotaan dan 27,07 persen di perdesaan.
Baca juga: Simak ini 3 Program Unggulan Polres Buru Menuju Indonesia Emas
Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (9,05 persen di perkotaan dan 6,22 persen di perdesaan).
Komoditi lainnya adalah Roti (5,11 persen di perkotaan dan 5,95 persen di perdesaan), Tongkol/tuna/cakalang
(4,12 persen di perkotaan dan 3,56 di perdesaan), Ketela pohon atau singkong (1,68 persen di perkotaan dan 2,37 persen di perdesaan), Telur ayam ras (2,54 persen di perkotaan dan 1,96 persen di perdesaan), Gula pasir (2,51 persen di perkotaan dan 3,56 di perdesaan), Mie instan (2,18 persen di perkotaan dan 2,13 di perdesaan), Bawang merah (1,92 persen di perkotaan dan 2,16 di perdesaan), dan seterusnya.
Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, angkutan, listrik, pendidikan, bensin, perlengkapan mandi, perawatan (kulit,muka, kuku, rambut), minyak tanah, kayu bakar. (*)