Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Tim pengabdian masyarakat dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Pattimura (Unpatti) menyosialisasikan produk turunan Pisang Tongkat Langit (PTL) kepada masyarakat Negeri Nua Nea, Kabupaten Maluku Tengah pada 27 sampai 28 September 2024.
Kegiatan itu dalam rangka memotivasi penduduk setempat menjadi pemasok utama bahan baku Unit Produksi Tongka Langit, Unpatti.
Kunjungan ini diharapkan mampu menggairahkan masyarakat untuk menanam PTL secara luas, mengingat tingginya kebutuhan unit produksi di Unpatti yang teknologinya didukung oleh ITB.
Di terpa hujan deras yang menyelimuti daerah tersebut, Raja Negeri Nua Nea menyambut hangat kedatangan tim ITB yang terdiri dari Prof. Lienda Handojo, Dr. Sanggono Adisasmito, Dr. Leo Aldianto, dan Dr. Graecia Lugito.
Serta tim Unpatti yang terdiri dari Prof. Adriana Hiariej, Dr. Pieter A. Riupassa, dan Dr. Anneke Persik memperkenalkan potensi pengembangan Eduwisata berbasis Pisang Tongkat Langit.
Baca juga: Menuju Ekowisata Buah di Negeri Rutong, ITB dan Unpatti Konservasi Pisang Tongka Langit
Baca juga: Salut, Dosen Unpatti Inovasi Pisang Tongka Langit Jadi Aneka Produk Makanan dan Minuman
“Hujan menandakan datangnya rejeki,” ungkap Raja Negeri Nua Nea, yang menyambut dengan penuh antusias.
“NuaNea tidak takut langit jatuh, karena ada tongka langit di NuaNea,” ujar salah seorang penduduk, dengan penuh semangat.
Ketua Kelompok Tani Mandiri Seram, Elsye Syauta Latuheru memfasilitasi kegiatan sosialisasi tersebut dan mendukung sepenuhnya kegiatan pengembangan Eduwisata di Nua Nea.
Dirinya mengusulkan untuk menciptakan tarian, modifikasi dansa pisang dari portugis, sebagai atraksi untuk menarik wisatawan.
“Mari kita ciptakan tarian, modifikasi dansa pisang, agar pengunjung yang datang bisa lihat dan merasakan keunikan pisang tongka langit,” ujarnya.
Di akhir sosialisasi, penduduk Negeri Nua Nea menyampaikan semangatnya dan permintaan bimbingan kepada para dosen dari ITB dan Unpatti agar kerjasama ini terus berlanjut.
"Bapak Ibu dosen dari ITB dan Unpatti, permintaan kami bukan hanya untuk saat ini, untuk ke depannya kami mohon bimbingan. Pabea," ucapnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan survey lapangan yang berlangsung selama 2 hari untuk melihat potensi Nua Nea yang luar biasa.
Survei ini bertujuan untuk pemetaan wilayah Negeri Nua Nea, khususnya terkait pengembangan Pisang Tongkat Langit dan peluang wisata berbasis edukasi 'Eduwisata'.
Kawasan Eduwisata ini diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai sarana produksi dan edukasi, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang mengedukasi pengunjung tentang pentingnya keberlanjutan pertanian lokal.
Melalui pendekatan ini, wisatawan bisa belajar tentang proses budidaya Pisang Tongkat Langit hingga pengolahan produk memanfaatkan teknologi dari ITB dan Unpatti.
Survei ini juga bertujuan untuk menilai bagaimana potensi alam, budaya lokal, dan tradisi masyarakat NuaNea bisa diintegrasikan dengan konsep wisata edukatif, sehingga dapat meningkatkan daya tarik pariwisata sekaligus menggerakkan ekonomi lokal secara berkelanjutan.
Melalui kunjungan ini, diharapkan Negeri Nua Nea dapat menjadi sentra utama budidaya Pisang Tongkat Langit, tidak hanya menghidupkan ekonomi lokal, tetapi juga menjadi daya tarik wisata baru yang unik di Maluku Tengah.