Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Miris melihat kondisi Sekolah SD YPPK (Yayasan Pendidikan Pembinaan Kristen) Manusela, di Negeri Manusela, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.
Dikala siswa lainnya di Kota menuntut ilmu di gedung yang layak, dengan dinding tembok, bahkan dengan fasilitas lengkap.
Namun siswa SD YPPK Manusela harus belajar di ruang kelas yang tak memadai, bahkan tergolong tak layak.
Dinding terbuat dari papan, tiang dari kayu yang mulai lapuk hingga atap yang kerap bocor.
Kondisi tersebut bahkan sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada kepedulian dari Pemerintah.
Kepala Sekolah SD YPPK Manusela, Hernimus Lilihata, mengaku infrastruktur dan fasilitas sekolah semakin miris.
Meski tak layak, namun bangunan tersebut masih digunakan sebagai tempat belajar 59 siswa dan siswi.
"Sekolah kami berdinding kayu. Saat ini kayu-kayunya sudah mulai busuk. Atap pun sudah bocor," kata Lilihata, Selasa (23/1/2024).
Baca juga: Usut Dugaan Korupsi Proyek Pembangunan Rumah Khusus BP2P, Jaksa Periksa PPHP
Kepala Sekolah SD YPPK Manusela mengatakan sekolah ini dibangun tahun 1962, dibawah Yayasan JB. Sitanala.
Pembangunan pun dilakukan secara swadaya, karena warga setempat sadar pentingnya pendidikan.
"SD YPPK Manusela dimiliki Yayasan JB Sitanala. awal mulai dibangun SD ini juga dari swadaya masyarakat karena melihat kebutuhan yang sangat penting untuk pendidikan," ungkap Lilihata.
Dari hasil penelusuran TribunAmbon.com kondisi ruang kelas sangat memprihatikan. Pasalnya dinding yang dibangun dengan kayu sudah mulai keropos dan atap pun sudah mulai bocor.
"Kalau hujan airnya langsung turun masuk," ujar Lilihata.
Lanjutnya, hujan kerap masuk ke ruangan, memaksa siswa kadang berpindah kelas atau bahkan pembelajaran dihentikan.
Air hujan yang masuk pun berdampak terhadap buku-buku di Perpustakaan.
"Di perpustakaan tidak ada buku-buku lai. Hujan sudah kasih basah buku-buku karna atap bocor," keluhnya.
Lanjutnya ia katakan, sejak 2007 menjabat sebagai Kepala Sekolah sampai saat ini, usulan untuk memperbaiki sekolah ini tidak di respon.
"Saya sudah usul dari 2007 sampai sekarang. Namun tidak ada respon," tambahnya.
Lilihata berharap ada dukungan dan bantuan untuk perbaikan gedung sekolah dan sarana pendukung lainnya.
Sebab dengan begitu, siswa bisa belajar dengan layak dan nyaman.
"Untuk itu, kita sama-sama, baik mahasiswa, tokoh tokoh masyarakat dan kita semua
sama-sama berjuang untuk pendidikan yang layak," Harapannya. (*)