Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Rudy Fofid selaku Sastrawan dan Sejarawan Maluku menilai pemberian gelar adat Upu Latu Nunusaku dan Ina Latu Nunusaku dinilai tergesa-gesa sehingga menimbulkan kontroversi.
Kontroversi itu sebutnya terjadi lantaran tanpa pelibatan unsur masyarakat adat Nusa Ina.
"Pemberian gelar Upu Latu dan Ina Latu Nunusaku kepada Gubernur dan Ibu saya kira ini menimbulkan kontroversi, kenapa ? karena semua proses yang tergesa-gesa dan tidak tuntas memang akan menuai kontroversi," ucapnya kepada TribunAmbon.com disela-sela kegiatan Panggung Bebas yang berlangsung di Prodi Bahasa, FKIP Unpatti, Jumat (17/3/2023).
Dijelaskan, pemberian gelar adat kepada seseorang yang mempunyai jasa adalah lumrah, jika kehadirannya secara profesional berjasa dan teruji dalam waktu panjang.
Fofid pun berharap pemberian gelar adat Upu Latu Nunusaku dan Ina Latu Nunusaku perlu ditinjau kembali.
Baca juga: Penyematan Gelar Ina Latu dan Upulatu Nunusaku Disebut Hanya Tuk Kepentingan Politik
Baca juga: Sampah berserakan di Pantai Merah Putih Pulau Buru
"Gangguan kepada Nusa Ina berarti gangguan kepada seluruh orang Maluku, sehingga saya kira ini perlu ditinjau kembali jangan tergesa-gesa, bicaralah dengan semua pihak, percuma saja Gubernur dan ibu mendapat gelar yang kemudian diprotes," tuturnya.
Dirinya mengungkapkan, jika dia sebagai Gubernur maka sudah pasti menolak pemberian gelar adat tersebut karna tidak memiliki legitimasi yang kuat.
"Legitimasinya sangat rendah. Kalau saya jadi gubernur saya tolak untuk sementara. Jika dari seram barat sampai seram timur semuanya bersatu untuk mendukung, tidak ada yang keberatan, oke saya maju. Tetapi sebaliknya jika masih ada kontroversi sebaiknya jangan dulu pak Gubernur dan ibu," tegasnya. (*)