Juga menyoal fungsi terminal yang kerap jadi lapak pedagang.
“Tarif di Maxim terlalu murah makanya warga tidak mau lagi naik angkot, Pemerintah harus buat penyesuaian harga,” kata Ketua Jalur Angkot Lin III, Salim.
Baca juga: Ketua Aska Curhat Sulit Bertemu Kadis tuk Sampaikan Aspirasi: Malawat Hanya Tersenyum
2. Adu mulut dengan Polisi Tak Terhindarkan
Adu mulut para sopir angkot dengan aparat kepolisian tak terhindarkan saat aksi unjuk rasa di depan Gong Perdamaian Dunia, Rabu (22/2/2023).
Pasalnya, ratusan sopir memakirkan angkot sepanjang Jl. Slamet Riyadi sehingga menyebabkan terhambatnya arus lalu lintas.
Pantauan TribunAmbon.com pukul 11.30 WIT para sopir enggan memindahkan kendaraan yang di parkir tidak pada tempatnya itu.
Namun tak berselang lama, para sopir memilih meninggalkan aparat keamanan, kemudian beranjak menuju Kantor Gubernur Maluku.
Di kantor pemerintahan itu, massa kemudian melanjutkan aksinya.
Sopir angkot, Rusdi Karepesina menyatakan penutupan jalan di depan Gong Perdamaian merupakan Aksi kekecewaan kami terhadap beberapa kebijakan pemerintah Kota Ambon dan Provinsi.
Pasalnya, setelah di gusur para pedagang masih saja menempati tempat terminal mardika itu untuk berjualan.
Hal itu membuat para sopir tidak bisa masuk dalam terminal lagi saat Sore hari hingga malam .
"Mulai Sore kita tidak bisa masuk karena memang sudah ada lapak lapak pedagang," ujaranya.
Selain itu juga menyoal keberadaan transportasi onlline yang berdampak turunnya pendapatan sopir angkot.
"Iya permintaan kami Pemerintah harus melihat serius masalah ini jangan korbankan kami rakyat kecil," tutupnya.
3. Sopir Angkot Nyanyi Yel-yel Sindir Murad Ismail