Maluku Terkini

Curhat Nahkoda KM Express Priscilla 99: Efek Pandemi, Kami Pernah Coba 2 Trayek Tapi Tetap Sepi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nahkoda KM Express Pricillia 99, La Eman saat ditemui di Pelabuhan Tahaha, Pulau Saparua, Maluku, Sabtu (20/2/2021) pagi.

Laporan Wartawan TribunAmbon.com Thamzil Thahir

SAPARUA, TRIBUNAMBON.COM -- Efek pandemi global Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sungguh memukul industri jasa pelayaran antarpulau di Provinsi Maluku.

Pengguna jasa pelayaran cepat trayek Tulehu, Pulau Ambon ke Masohi Pulau Seram, Maluku Tengah, belum senormal tahun lalu.

Dampak ekonomi ini dikemukakan lugas oleh Nahkoda KM Express Pricillia 99, La Eman (47 tahun).

Ditemui TribunAmbon.com di Pelabuhan Tahaha, Pulau Saparua, Maluku, Sabtu (20/2/2021) pagi, La Eman, mengkonfirmasikan anomali bisnis pelayaran.

Sebelum pandemi mewabah Maret 2020, manajemen perusahaan pelayaran ini mengoperasikan 3 dari 5 unit kapal penumpang ferry cepat di perairan Ambon-Seram, Maluku.

Namun sejak virus mematikan asal Wuhan, Hubei, China mewabah global (pandemi), awal tahun lalu, total penumpang hanya butuh satu kapal.

"Itupun setengahnya saja, tidak penuh," kata Nahkoda dengan 11 anak buah kapal ini.

Kapal cepat modern ini berkapasitas 300-an seat. Dua kabuin VIP memuat 25 seat.

Namun di masa pandemi, kapasitas angkut kapal per harinya, rerata kurang setengah.

"Dua bulan lalu, kita pernah coba 2 ret (trayek pagi dan siang), tapi biaya operasi lebih banyak," ujar La Eman, nahkoda yang dipercaya PT Pelayaran Dharma Indah.

Perusahaan pelayaran antarpulau ini berkantor pusat di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Di Kota Ambon, perusahaan dengan komisaris Jhony De Queljue atau Tuan Siong ini, beralamat di Jl Dr Setia Budi, Sirimau, Ambon, Maluku.

Selain di Maluku, perusahaan ini juga mengoperasikan kapal cepat di Sulawesi Tengah, Dan Sulawesi Tenggara.

Selain Kapal KM. Express Priscillia 99  ada juga kapal trayek sejenis, KM Express Cantika 88, dan tiga kapal cepat lain.

Namun sejak pandemi, empat kapal lainnya hanya labuh jangkar di Pelabuhan Tulehu, Pulau Ambon.

Kapal ini panjang 39 m dan lebar 9 meter.

Tahun 2016 lalu, kapal ini pernah bikin heboh dan disegel pihak bea cukai di Ambon dan Batam, Kepulauan Riau.
perusahaan ini bersoal bea impor hampir Rp1 m.

Sebelumnya kapal ini dipakai dan dok di PT. Cahaya Samudra Shipyard, Batam, perbatasan Indonesia Singapura dan Malaysia.

Kapal ini berbobot  300  GT  dan berkapasitas  angkut  360 penumpang ini memiliki kecepatan 22 knot dan merupakan kapal pabrikan tahun 2016.  

Kapal ini diklaim kapal tercepat yang beroperasi di  Pelabuhan Tulehu.

Untuk kapal sebelumnya butuh 3-4 jam dari Tulehu ke Masohi.

Namun dengan kapal cepat ini hanya butuh 120 menit.

Di Pelabuhan Tulehu, juga ada kapal ferry pengangkut kendaraan. Ini butuh 5 hingga enam jam untuk sampai ke Dermaga Amahai, Masohi, Maluku Tengah. (*)

Berita Terkini