Virus Corona

Gejala Virus Corona yang Mungkin Tak Disadari, Nyeri Otot hingga Mual dan Diare

Penulis: Garudea Prabawati
Editor: Fitriana Andriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi flu

"Kami menekankan gejalanya yakni demam plus gejala saluran pernapasan bagian bawah, batuk atau kesulitan bernapas," kata pakar penyakit menular, Dr William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville.

Berikut empat gejala awal dan utama seseorang idap virus mematikan tersebut, dilansir dari CNN

1. Demam

Cegah Penyebaran Corona, Dishub Ambon Bangun Dua Pos di Jalan Masuk Kota

Demam adalah gejala utama seseorang terinfeksi virus corona, kata para ahli.

Jangan terpaku pada angka, tetapi ketahuilah bahwa itu bukan demam sampai suhu Anda mencapai setidaknya 37,7 derajat Celsius untuk anak-anak dan orang dewasa.

"Ada banyak kesalahpahaman tentang demam. Suhu harian rata-rata adalah 98,6 derajat Fahrenheit (37 derajat Celcius), tetapi kita semua benar-benar naik turun sedikit pada siang hari sebanyak setengah derajat atau satu derajat," kata Dr. John Williams, kepala divisi penyakit menular anak di Rumah Sakit Anak Pittsburgh University Medical Center of Pittsburgh.

"Jadi 99,0 derajat atau 99,5 derajat Fahrenheit bukan demam," tegasnya.

Saat Anda memeriksa demam, jangan mengandalkan suhu yang diambil di pagi hari. 

Alih-alih mengambil pemeriksaan suhu tubuh Anda di sore bahkan malam hari.

"Suhu tubuh seseorang tidak sama di siang hari. Jika Anda melakukan pemeriksaan suhu tubuh pukul delapan pagi, itu mungkin normal," jelas Schaffner.

"Salah satu gejala demam yang paling umum adalah suhu tubuh Anda naik di sore hari dan malam hari, itu adalah cara umum virus menghasilkan demam."

2. Batuk

Batuk adalah gejala utama lainnya, tetapi itu bukan sembarang batuk, kata Schaffner, Ini harus berupa batuk kering yang Anda rasakan di dada.

"Ini bukan rasa geli di tenggorokanmu," kata Schaffner.

"Batuknya menyusahkan, berasal dari tulang dada atau sternum Anda. Dan Anda bisa tahu bahwa saluran bronkial Anda meradang atau teriritasi," tambahnya.

3. Sulit bernafas

UPDATE Korban Meninggal karena Corona 8 April 2020: Amerika Serikat Hampir Tembus 13 Ribu Jiwa

Sesak napas dapat merupakan gejala ketiga, dan gejala ini sangat serius.

Apabila seseorang terinfeksi virus corona kemudian sesak napas, dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa batuk. 

Jika dada Anda menjadi sesak atau Anda mulai merasa seolah-olah Anda tidak bisa bernapas cukup dalam untuk mendapatkan napas yang baik, itu pertanda untuk segera meminta pertolongan medis.

"Jika ada sesak napas segera hubungi penyedia layanan kesehatan, perawatan darurat setempat atau departemen darurat," kata Presiden Asosiasi Medis Amerika Dr. Patrice Harris.
 
Selain kesulitan bernafas atau sesak napas, CDC juga menyebutkan tanda-tanda peringatan darurat untuk COVID-19 yakni rasa sakit yang terus-menerus atau tekanan di dada.

Selain itu bibir atau wajah kebiru-biruan yang menunjukkan kurangnya oksigen, dan juga tubuh yang lesu.

4. Gejala flu dan pilek

Namun para ahli juga menekankan bahwa gejala demam, batuk dan sesak napas bukan satu-satunya tanda penyakit yang terlihat pada kasus COVID-19.

Banyak gejala lain yang menyerupai flu, termasuk sakit kepala, masalah pencernaan, sakit tubuh dan kelelahan, yang bisa parah. 

Masih gejala-gejala lain dapat menyerupai pilek atau alergi, seperti pilek, sakit tenggorokan dan bersin-bersin.

Salah satu tanda yang mungkin Anda miliki COVID-19 adalah jika Anda sesak napas, tidak membaik setelah seminggu atau lebih dan semakin memburuk.

Apa yang harus dilakukan?

BREAKING NEWS: Dua Orang di Maluku Positif Corona dari Hasil PCR, PDP 17 dan 158 ODP

Apabila Anda mengalami gejala yang mirip dengan flu, ini merupakan gejala ringan hingga gejala sedang.

"Lantas tetaplah di rumah dan coba atasi dengan istirahat , minum air putih yang banyak dan penggunaan Tylenol atau obat untuk demam, "kata Harris.
 
Namun saran itu tidak berlaku jika Anda berusia di atas 60 tahun, karena sistem kekebalan melemah seiring bertambahnya usia.

Juga untuk wanita hamil, dan kondisi rentan lainnya untuk segera menghubungi penyedia layanan kesehatan.

Tidak jelas apakah wanita hamil memiliki kemungkinan lebih besar terkena penyakit koronavirus, tetapi CDC mengatakan bahwa wanita mengalami perubahan dalam tubuh mereka selama kehamilan yang dapat meningkatkan risiko beberapa infeksi.

Secara umum, infeksi COVID-19 lebih berisiko jika Anda memiliki kondisi kesehatan mendasar seperti diabetes, penyakit paru-paru kronis atau asma, gagal jantung atau penyakit jantung lainnya, anemia, kanker (atau sedang menjalani kemoterapi), penyakit ginjal dengan dialisis, ataupun gangguan autoimun.

"Pasien yang lebih tua dan individu yang memiliki kondisi medis yang mendasari atau masalah imunitas harus menghubungi dokter," saran CDC .

Yang perlu diperhatikan

Jika Anda tidak memiliki gejala COVID-19, jangan meminta tes atau menambah jumlah panggilan di pusat pengujian, klinik, rumah sakit dan sejenisnya, kata para ahli.
 
"Kami tidak menguji orang tanpa gejala karena ini masalah sumber daya," kata Schaffner tentang pusat penilaian di Vanderbilt.

"Namun, kami menekankan bahwa orang yang memiliki sekelompok kecil gejala COVID-19, seperti demam dan apa pun yang berhubungan dengan saluran pernapasan bagian bawah seperti batuk dan kesulitan bernapas, setidaknya dilakukan tes virus," lanjut Harris.

(TribunAmbon.com/Garudea Prabawati)

Berita Terkini