Dalam kasus ini, korban bisa jadi pingsan karena mengalami trauma pada organ testis.
Testis yang terletak di dalam skrotum yang menggantung di luar tubuh ini diketahui tak memiliki perlindungan otot dan tulang.
Hal itu memudahkan testis terpukul, terinjak, hingga tertendang hingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Trauma testis lebih sering terjadi pada para atlet pria yang berkecimpung dalam olahraga kontak fisik.
Kondisi itu dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, memar hingga bengkak pada organ vital repoduksi ini.
Melansir dari Cleveland Clinic via Kompas.com, dalam kebanyakan kasus, testis sebenarnya dapat menyerap guncangan cedera tanpa kerusakan serius.
Namun, bisa juga testis mengalami trauma parah (ruptur testis).
Hal ini biasanya terjadi ketika testis terkena hantaman kencang atau terkena tulang pubik (tulang yang membentuk bagian depan pelvis).
Cedera ini dapat menyebabkan darah bocor ke dalam skrotum.
Pada kasus yang parah, pembedahan untuk memperbaiki ruptur atau sobekan testis mungkin diperlukan untuk kesembuhan.
Kerusakan pada testis ini pada hakikatnya berpotensi mempengaruhi produksi testosteron atau hormon seksual pada pria yang dihasilkan secara alami oleh testis.
Sementara apabila seorang pria kekurangan testosteron, dapat mengalami gangguan kesuburan, gangguan ereksi, serta terhambatnya pubertas dan pertumbuhan organ reproduksi.
Cara penanganan yang tepat
1. Cedera ringan
Apabila cedera testis tergolong ringan, rasa sakit ini bisa saja hilang secara perlahan dalam kurun waktu kurang dari 1 jam. Gejala lain juga akan ikut hilang.