Sore Hari, Terduga Teroris Jaringan JAD Dicokok Densus 88 di Lampung, Polisi: Komplotan G

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Terorisme

"Kami temukan juga lampu LED yang diduga detonator. Dan ada handphone yang dirakit untuk switcing," ujar salah satu anggota Tim Densus 88 Antiteror yang melakukan penggeledahan.

Ia juga mengatakan, jika penggeledahan tersebut berdasarkan pengakuan R.

"Dalam pengakuannya kepada petugas, R masih menyimpan beberapa bubuk peledak di rumah neneknya tersebut," ujar petugas yang tidak mau menyebutkan namanya ini.

Atas pengakuan tersebut, Tim Densus 88 Antiteror menurunkan tim penjinak bom Gegana.

"Kami belum tahu ada berapa makanya kami turunkan jibom (penjinak bom)," jelasnya.

Histeris

Saat penggeledahan, pemilik rumah yang tak lain nenek R, Hasanah, nampak histeris.

Ia terlihat bingung dengan kehadiran Tim Densus 88 dan Gegana.

Dengan menggunakan rukuh putih, Hasanah sempat keluar dan bersandar di mobil teknisi bom milik Gegana. Hasanah kemudian berjalan menuju halaman rumah.

Sembari mengusap mukanya beberapa kali, ia melihat tim Gegana berpakaian lengkap dengan rompi antipeluru masuk ke dalam rumahnya.

Tim Gegana terlihat membawa beberapa alat dan perkakas penjinak bom.

Heboh Penemuan Ikan Bertuliskan Ambon dan Maluku, Ada Kata-kata Lain yang Sulit Dimengerti

Lurah Perumas Way Halim, Hartanto menegaskan, bahwa warganya Hasanah tidak ada kaitannya dengan penemuan barang diduga peledak di dalam rumah.

Hartanto mengatakan, bahan peledak itu merupakan barang titipan milik temannya R, yang tidak lain cucu tiri dari Hasanah.

"Selama ini anak yang membawa barang tersebut (R) kadang datang, kadang tidak. Jadi temennya R hanya menitipkan barang dan neneknya gak tahu apa-apa. Ternyata bom," ungkapnya.

Sementara itu, pamong setempat Zulkarnain mengatakan, jika selama ini Nurhasanah hanya tinggal bersama kedua anaknya, Eman dan Aziz.

Halaman
1234

Berita Terkini