"Pertama kali kronologinya A dan R berantem dengan W (teman sekolah lainnya)."
"Setelah itu, remaja setempat tidak kami sebutkan namanya menyuruh A dan R memukul dan menendang AR," ujar Irsyad.
Irsyad juga mengatakan, tidak diketahui motif remaja tersebut untuk menyuruh A dan R memukul AR.
Namun, remaja itu mengiming-imingi pelaku dengan uang agar mereka mau memukul dan menendang AR.
"Di situlah korban dipukulin juga ditendang A dan R," lanjut Irsyad.
Founder Potret Labura itu juga mengungkapkan, awalnya kasus ini belum mendapat penindakan intensif dari sekolah hingga hampir seminggu berselang.
Beberapa waktu kemudian, sebuah halaman Facebook setempat lain mengunggah video kekerasan tersebut.
Berdasarkan keterangan Irsyad, video yang diunggah halaman Facebook setempat itu didapatkan dari saudara korban, meskipun belum diketahui dari mana akar video bermula.
Namun, selang beberapa menit, unggahan video itu dihapus.
Potret Labura yang juga mengunggah kasus itu, memutuskan untuk mempertahankan unggahannya.
"Kami Potret Labura, tidak menghapus postingan itu di FB, IG, dan Fanpages, guna agar kasus itu segera ditindakanjuti," tegas Irsyad.
DPD KNPI Labura hingga Camat Temui Korban
Berdasarkan penelusuran Tribunnews pada unggahan Potret Labura, perwakilan DPD KNPI hingga Camat Kualuh Selatan mengunjungi AR atas kasusnya yang menggegerkan jagad maya maupun warga setempat.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Labura, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Labura, dan Kepala Desa Siamporik.
Pertemuan itu dilakukan dalam rangka perdamaian.