Dihubungi Tribunnews, pemilik akun @yuzanst mengaku mendapatkan video tersebut dari grup Whatsapp ibunya.
Saat ditanyai siapa sumber pemberi video di grup, pemilik akun bernama asli Yuza Farhan Nasution mengaku tak tahu.
"Yang ngirim kurang jelas sih siapa, soalnya pas ditanya bukan dari dia (pengirim video di grup) juga. Si pengirim nerima dari grup (lain) juga," kata Yuza ketika dihubungi Tribunnews via Direct Message Twitter, Kamis (30/8/2019).
Kronologi
• Polda Jatim Tetapkan SA sebagai Tersangka Baru Kasus di Asrama Mahasiswa Papua, Susul Tri Susanti
• Terkini Rusuh Jayapura Papua, Tanggapan Tokoh: Fadli Zon, Fahri Hamzah, Pensiunan TNI Bintang Tiga
Menurut penelusuran Tribunnews dalam kolom komentar unggahan @yuzanst, peristiwa terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.
Diketahui, bocah SD yang menjadi korban berinisial AR, siswa kelas 4 SD Negeri 117852 Ambacang, Desa Siamporik, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura.
Sedangkan, pelaku berinisial A (6 SD) dan R (5 SD).
Sementara itu, dilansir Tribun Medan, perekam video aksi kekerasan adalah siswa kelas 5 SD berinisial U.
Dalam beberapa komentar warganet, diketahui Ramadhany Sitorus menjadi sumber atas beberapa perkembangan kasus kekerasan ini.
Namun, ketika dihubungi Tribunnews via Direct Message Instagram, belum ada jawaban dari Ramadhany.
Kemudian, Halaman Facebook Potret Labura turut membeberkan kronologi kejadian yang menimpa bocah SD di Labuhanbatu Utara atau Labura tersebut.
Dikonfirmasi Tribunnews via Facebook Messenger, Irsyad Kamil, Founder Potret Labura, membenarkan kejadian yang menimpa AR.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Irsyad, peristiwa terjadi pada Rabu (21/8/2019), sekitar pukul 06.00 WIB.
Irsyad menjelaskan, pengeroyokan yang dialami AR terjadi sebelum bel masuk berbunyi dan guru belum datang.
Menurut Irsyad, A dan R disuruh oleh remaja luar sekolah yang saat itu sedang berada di lokasi.