Maluku Terkini
Perkuat Eksistensi Negeri Adat, Gong Sambilang Alat Musik Sakral Dari Tanah Banda
Ada hal unik yang menghiasi budaya di tanah Banda yakni Gong Sambilang (Sembilan) sebuah alat musik yang di pakai sebagai sarana komunikasi sakral.
TRIBUNAMBON.COM- Banda Naira merupakan anugerah tersendiri untuk alamnya selain itu, banda juga merupakan titik dimulainya akulturasi budaya di Maluku.
Maka, Tidak berlebihan jika alam dan orang Banda serta kebudayaannya merupakan bagian penting dari sejarah peradaban di Bumi Raja-raja.
Kali ini, ada hal unik yang menghiasi budaya di tanah Banda yakni Gong Sambilang (Sembilan) sebuah alat musik yang di pakai sebagai sarana komunikasi sakral orang Banda Naira dengan leluhurnya.
”Kalo gong masih babunyi (berbunyi) itu berarti katong (kita) di tanah banda, adat masih terjaga” kalimat ini membuka percakapan dengan narasumber Mochtar Tahlib tokoh adat kampung Fiat dalam kegiatan talk show pentingnya Gong Sambilang dalam budaya Banda Naira yang di fasilitasi BPK Wilayah XX.
Mochtar menjelasakan secara antropologi gong sambilang menunjukan sebuah kekuatan yang di bangun dari angka sembilan sebagai angka keramat bagi masyarakat Banda Naira yang tentunya berhubungan dengan kosmos (dunia) tertentu orang Banda Naira.
“Beberapa ilmuan asal Banda salah satunya Usman Thalib dalam bukunya Banda Naira (2024) menjelasakan konsep sembilan merupakan inti dari bagian pengelompokan orang Maluku secara sosiologis,” ucapnya.
Jadi, dari 7 (tujuh) Kampung adat yang terdapat di Kepulauan Banda Naira, 6 (enam) diantaranya menganut faham Orlim (kelompok lima) dan hanya satu kampung yakni Kampung Lonthor yang menganut faham Orsiuw (kelompok sembilan).
Perbedaan kelompok lima dan Sembilan dalam budaya masyarakat Banda tampak pada struktur masyarakat adat (pengelola adat) dan berbagai ritus yang bersifat keadatan.
“Orang-orang Banda sangat menjaga dan melestarian adat dan budayaanya,”terangnya.
Sementara perkenalan masyarakat Banda Naira dengan tradisi gong sebagaimana tulisan Wahyu Sri Wiyati (2023) menyebutkan bahwa budaya gong diperkenalkan pada periode kebudayaan dongson khususnya di Indonesia bagian Timur yang dibawah oleh para migran dari daratan China Selatan dan Asia Tengah.
Dengan demikian perkenalan masyarakat Banda Naira dengan budaya gong dikuatkan dengan adanya persentuhan Banda dalam jaringan perdagangan pala sebagai komoditi andalan yang meramaikan jalur rempah dunia.

Gong Sambilang Musik Sakral
Pemanfaatan Gong Sambilang tidak dilakukan sembarangan, karena musiknya yang sakral maka biasanya dilakukan dimainkan pada waktu-waktu tertentu saja
Saat ini, Gong Sambilang sangat kental dilakukan pada tiga kampung adat di Banda Naira, yakni Kampung Adat Namasawar, Kampung Adat Dwi Warna, dan Kampung Adat Fiat.
Dimana penggunaan Gong Sambilang masih dijaga dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, ritual sakral, dan pesta rakyat, yang menjadikannya bagian penting dari struktur sosial dan spiritual masyarakat setempat.
Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan: Maluku Rumah Kedua Saya |
![]() |
---|
Resmi Bertugas, Irjen Pol. Prof. Dadang Hartanto: Polisi tuk Bantu Masyarakat, Bukan Mempersulit |
![]() |
---|
Sertijab Ibu Asuh, Kapolda Maluku Tegaskan Polwan Sebagai Garda Terdepan |
![]() |
---|
Irjen Pol Dadang Hartanto Resmi Bertugas di Maluku, Pelaku Pembakaran Rumah Warga Hunuth Jadi PR |
![]() |
---|
Kabur ke Weda, Buronan Persetubuhan Anak di KKT Resmi Jalani 13 Tahun Penjara |
![]() |
---|