Maluku Terkini

Perkuat Eksistensi Negeri Adat, Gong Sambilang Alat Musik Sakral Dari Tanah Banda

Ada hal unik yang menghiasi budaya di tanah Banda yakni Gong Sambilang (Sembilan) sebuah alat musik yang di pakai sebagai sarana komunikasi sakral.

Sumber Foto: BPK XX 2025
BUDAYA SAKRAL-Gong Sembilang (Sembilan) dipereragakan dalam suatu kegiatan di Banda Naira beberapa waktu lalu. 

TRIBUNAMBON.COM- Banda Naira merupakan anugerah tersendiri untuk alamnya selain itu, banda juga merupakan titik dimulainya akulturasi budaya di Maluku.

Maka, Tidak berlebihan jika alam dan orang Banda serta kebudayaannya merupakan bagian penting dari sejarah peradaban di Bumi Raja-raja.

Kali ini, ada hal unik yang menghiasi budaya di tanah Banda yakni Gong Sambilang (Sembilan) sebuah alat musik yang di pakai sebagai sarana komunikasi sakral orang Banda Naira dengan leluhurnya.

”Kalo gong masih babunyi (berbunyi)  itu berarti katong (kita) di tanah banda, adat masih terjaga” kalimat ini membuka percakapan dengan narasumber Mochtar Tahlib tokoh adat kampung Fiat dalam kegiatan talk show pentingnya Gong Sambilang dalam budaya Banda Naira yang di fasilitasi BPK Wilayah XX.

Mochtar menjelasakan secara antropologi  gong sambilang menunjukan sebuah kekuatan yang di bangun dari angka sembilan sebagai angka keramat bagi masyarakat Banda Naira yang tentunya berhubungan dengan kosmos (dunia) tertentu orang Banda Naira.

“Beberapa ilmuan asal Banda salah satunya Usman Thalib dalam bukunya Banda Naira (2024) menjelasakan konsep sembilan merupakan inti dari bagian pengelompokan orang Maluku secara sosiologis,” ucapnya.

Jadi, dari 7 (tujuh) Kampung adat yang terdapat di Kepulauan Banda Naira, 6 (enam) diantaranya menganut faham Orlim (kelompok lima) dan hanya satu kampung yakni Kampung Lonthor yang menganut faham Orsiuw (kelompok sembilan).

Perbedaan kelompok lima dan Sembilan dalam budaya masyarakat Banda  tampak pada struktur masyarakat adat (pengelola adat) dan berbagai ritus yang bersifat keadatan.

“Orang-orang Banda sangat menjaga dan melestarian adat dan budayaanya,”terangnya.

Sementara perkenalan masyarakat Banda Naira dengan tradisi gong sebagaimana tulisan Wahyu Sri Wiyati (2023) menyebutkan bahwa budaya gong diperkenalkan pada periode kebudayaan dongson khususnya di Indonesia bagian Timur  yang dibawah oleh para migran dari daratan China Selatan dan Asia Tengah.

Dengan demikian perkenalan masyarakat Banda Naira dengan budaya gong dikuatkan dengan adanya persentuhan Banda dalam jaringan perdagangan pala sebagai komoditi andalan yang meramaikan jalur rempah dunia.

GONG SEMBILAN
BUDAYA SAKRAL-Gong Sembilang (Sembilan) dipergerakan dalam suatu kegiatan di Banda Naira beberapa waktu lalu.

Gong Sambilang Musik Sakral

Pemanfaatan Gong Sambilang  tidak dilakukan sembarangan, karena musiknya yang sakral maka biasanya dilakukan dimainkan pada waktu-waktu tertentu  saja

Saat ini, Gong Sambilang sangat kental dilakukan pada tiga kampung adat di Banda Naira, yakni Kampung Adat Namasawar, Kampung Adat Dwi Warna, dan Kampung Adat Fiat.

Dimana penggunaan Gong Sambilang masih dijaga dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, ritual sakral, dan pesta rakyat, yang menjadikannya bagian penting dari struktur sosial dan spiritual masyarakat setempat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved