UT Ambon Kukuhkan 236 Wisudawan, Ada Pasangan Suami Istri hingga Para Dokter

Sebagai bentuk penghargaan atas prestasi akademik mereka, ketiga lulusan terbaik ini mendapatkan apresiasi khusus dari mitra perbankan UT, yaitu Bank BTN, Bank Mandiri, BRI, dan BSI.

Acara dilanjutkan dengan prosesi jabat tangan simbolis, di mana satu per satu wisudawan dan wisudawati dengan bangga melangkah menuju panggung untuk menerima ucapan selamat dan jabat tangan dari Chanif Nurcholis, Djalaludin Salampesy, dan Yuli Tirtariandi El Anshori. 

Momen ini dipenuhi haru dan sukacita, terutama bagi keluarga dan pendamping yang hadir menyaksikan pencapaian bersejarah tersebut.

Setelah prosesi jabat tangan, Rahman Hasim memimpin pembacaan doa, memanjatkan rasa syukur atas kelancaran acara dan harapan bagi masa depan gemilang para lulusan. 

Sesi foto bersama menjadi agenda selanjutnya, mengabadikan momen kebersamaan antara perwakilan UT, pemerintah provinsi, mitra perbankan, mitra perguruan tinggi (Universitas Pattimura, IAIN Ambon, IAKN Ambon, dan Politeknik Negeri Ambon), PT POS Indonesia, pengurus Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Namrole dan SALUT Kei, serta seluruh panitia penyelenggara.

Kejutan dan kehangatan mewarnai akhir acara ketika Direktur UT Ambon memberikan apresiasi khusus kepada sejumlah wisudawan dengan latar belakang unik dan inspiratif. 

Diantaranya adalah tiga pasangan suami istri yang berhasil meraih gelar sarjana bersama: Costavina Rumlawang dan Erick Simon Kailola, Jabida Sopamena dan Samsul Rijal Sahir, serta Sasya Qojaini Watyanan dan Abdullah Muttaqin Kabalmay. 

Selain itu, ada pula wisudawan bersaudara Wahyu Pattipeilohy dan Amsal Pattipeilohy, Tristan Kambara dan Yulvia Sherly Kambara, dan Willy Engelberth Amanupunyo yang berbahagia merayakan ulang tahunnya tepat di hari wisuda. 

Penghargaan bagi mereka diserahkan oleh perwakilan PT POS Indonesia, Bank BTN, dan IKA UT Ambon.

Sebagai bentuk inspirasi, Direktur UT Ambon juga mengundang para wisudawan yang berprofesi sebagai dokter untuk berbagi pengalaman belajar di UT. 

Para dokter seperti Hasni Arusad, Rodrigo Limmon, Alwia Djamalilleil, Arkipus Pamuttu, dan Novy Riyanti, menyampaikan testimoni tentang fleksibilitas sistem pembelajaran UT yang memungkinkan mereka tetap menjalankan tugas profesi di berbagai fasilitas kesehatan sambil menyelesaikan studi. 

Kisah-kisah ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi berkualitas dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, termasuk oleh para tenaga medis di wilayah kepulauan dan terpencil.

Wisuda Daerah Universitas Terbuka Ambon 2025 bukan sekadar seremoni, melainkan juga representasi komitmen UT untuk terus melayani pendidikan tinggi yang menjangkau seluruh pelosok negeri, khususnya wilayah kepulauan Maluku. 

Dengan sistem belajar jarak jauh yang adaptif dan bermutu, UT terus berupaya menjadi perguruan tinggi terbuka kelas dunia yang inklusif dan relevan bagi kebutuhan masyarakat.(*)