Ironis! 16 Tahun Mekar, Kabupaten MBD Krisis Dokter Spesialis: Cuma Punya Satu
Setelah 16 tahun mekar sebagai daerah otonom, MBD rupanya hanya memiliki satu dokter spesialis yang bertugas.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Tanita Pattiasina
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Kondisi layanan kesehatan di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) menuai sorotan tajam.
Setelah 16 tahun mekar sebagai daerah otonom, MBD rupanya hanya memiliki satu dokter spesialis yang bertugas.
Fakta memprihatinkan ini terungkap dalam pelantikan pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang MBD oleh IDI Wilayah Maluku, Kamis (24/4/2025) lalu.
Ketua IDI Cabang MBD yang baru dilantik, dr. Valda A. Laipeny, MKM, mengungkapkan bahwa keterbatasan tenaga spesialis menjadi tantangan besar dalam peningkatan layanan kesehatan.
"Konsern utama kami adalah pengembangan SDM. Bayangkan saja, setelah 16 tahun mekar, MBD dengan wilayah yang luas dan tantangan geografis seperti ini, hanya memiliki satu dokter spesialis, yaitu spesialis obgyn. Ini jelas tidak ideal dan membebani tugas para dokter umum yang ada," ujar dr. Valda.
Baca juga: Perayaan HUT ke-74 IDI di Maluku Tenggara, Notanubun: Momen Perkuat Komitmen
Baca juga: Resmi! 10 Koperasi Kantongi IPR Gunung Botak, Pemprov Maluku Siap Sosialisasi dan Awasi Penambangan
Saat ini, tercatat hanya 22 dokter yang bertugas di seluruh wilayah MBD.
Dengan hanya satu dokter spesialis, pelayanan medis untuk kasus-kasus kompleks dan kegawatdaruratan sangat terbatas.
Praktis, beban penanganan beralih sepenuhnya ke dokter umum.
dr. Valda menekankan pentingnya kehadiran dokter spesialis dasar seperti spesialis anak, penyakit dalam, bedah, serta anestesi.
"Saat ini, masyarakat MBD hanya bisa mengandalkan dokter umum untuk berbagai macam keluhan kesehatan. Kondisi ini tentu sangat riskan dan dapat membahayakan nyawa pasien yang membutuhkan penanganan spesifik," lanjutnya.
Ia menjelaskan, minimnya jumlah dokter spesialis juga berdampak pada kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan.
Dokter umum seringkali harus menangani kasus di luar kompetensi mereka karena ketiadaan dokter spesialis yang sesuai.
Hal ini tentu dapat mempengaruhi ketepatan diagnosis dan efektivitas pengobatan.
Ia berharap kehadiran IDI Cabang MBD dapat menjadi motor penggerak dalam mendesak pemerintah daerah untuk memprioritaskan penambahan dokter spesialis.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.