SBT Hari Ini

Miris! Ratusan Tahun Warga di Desa Lalasa SBT Hidup Tanpa Air Bersih  

Krisis Air Bersih Warga hanya bisa mengandalkan air hujan sebagai pengganti air bersih dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari Mandi Cuci dan Kakus .

|
Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
Istimewa
KRISIS AIR - Kerumunan anak tengah menyaksikan pengambilan air di kecamatan Pulau Panjang, kabupaten SBT, Rabu (23/4/20225). 

Laporan Wartawan Trubunambon.com, Haliyudin Ulima 

BULA, TRIBUNAMBON.COM -  Krisis air bersih melanda warga Desa Lalasa, Kecamatan Pulau Panjang, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku 

Warga hanya bisa mengandalkan air hujan sebagai pengganti air bersih dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari Mandi Cuci dan Kakus (MCK).

Kondisi itu bahkan telah berlangsung selama ratusan tahun hingga kini, namun perhatian dari pemerintah setempat tak kunjung tiba.

"Sudah dari nene moyang, sebelum Indonesia merdeka sudah menderita begini, tapi pemerintah mau bikin apa," ujarnya Bakri Kilbaren salah satu warga setempat, kepada Tribunambon.com, melalui sambungan telepon WhatsApp Rabu (23/4/2025).

Bakri mengaku, setiap harinya warga setempat harus menyiapkan berbagai tempat penampung saat hujan untuk mendapatkan suku cadang air di kemudian hari.

Baca juga: Aksi Demo Warnai Prosesi Wisuda Ribuan Mahasiswa Unpatti, Sempat Tegang

Baca juga: GEMPAR Gelar Orasi Usai Wisuda Unpatti, Soroti Kondisi Sosial Politik Bangsa

"Selama ini masyarakat ambil air itu biasanya tunggu hujan, jadi setiap rumah sudah siapkan, ember, ton, bak penampungan air," jelasnya .

Lebih lanjut dijelaskan soal kondisi tanah yang bebatuan, menjadi kendala tersendiri jika harus menggunakan metode pengeboran untuk menemukan sumber mata air.

Bakri menyebut, upata serupa telah dilakukan namun tidak membuahkan hasil yang baik.

"Dulu pernah masyarakat bor, cuman mata bor patah karena memang kondisinya di pulau kebanyakan batu karang, sampai sekarang belum juga ada mata air," katanya.

Ia berharap, agar kondisi itu bisa menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), jika tidak pihaknya akan terus mewarisi masalah tersebut selamanya.

"Intinya pemerintah kalau bisa bantu Katong jua, masa setiap keturunan selalu rasakan hal yang sama," tutupnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved