Investasi Bodong

Ribuan Member di Maluku Diduga Jadi Korban Investasi Bodong Aplikasi AKQA, Kantornya Digeruduk Massa

Akibatnya, puluhan warga Kota Ambon yang merasa dirugikan mendatangi kantor AKQA Ambon yang berlokasi di Jalan W. R

|
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
INVESTASI BODONG - Puluhan korban penipuan investasi bodong saat menggeruduk kantor AKQA Ambon yang berlokasi di jalan W. R. Supratman, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Senin (7/4/2025) sore. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ribuan member aplikasi AKQA di Maluku diduga menjadi korban investasi bodong setelah aplikasi tersebut tiba-tiba tidak dapat diakses sejak Minggu (6/4/2025) malam.

Akibatnya, puluhan warga Kota Ambon yang merasa dirugikan mendatangi kantor AKQA Ambon yang berlokasi di Jalan W. R. Supratman, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Senin (7/4/2025) sore.

Salah seorang korban, DD, menjelaskan bahwa investasi melalui aplikasi AKQA ini mulai muncul di Kota Ambon sekitar bulan September 2024. 

Ia mengaku bergabung pada Januari 2025 dan telah melakukan beberapa kali deposit dengan total mencapai Rp. 9.550.000 untuk dua akun berbeda. Awalnya, ia sempat menerima bayaran sebesar Rp. 900 ribu dari aplikasi tersebut.

"Saya bergabung dengan AKQA dari bulan Januari 2025, sudah deposit Rp. 300 ribu untuk tingkat B1, kemudian naik tingkat menjadi B2 senilai Rp. 1.250.000, kemudian top up lagi bulan Maret untuk dua akun totalnya Rp. 9.5 juta. Dari aplikasi itu saya mendapatkan bayaran Rp. 900 ribu. Tetapi tiba-tiba Minggu (6/4/2025) sekitar pukul 19.00 WIT aplikasi mengalami gangguan, tak bisa digunakan lagi," ungkap DD dengan nada kecewa.

DD menambahkan bahwa berdasarkan informasi yang ia peroleh, jumlah korban investasi bodong ini telah mencapai lebih dari 1800 orang, termasuk beberapa member yang berada di luar Kota Ambon.

Ia juga mengaku telah menanyakan Ketua AKQA Ambon, Lidya, untuk meminta pertanggungjawaban. 

Baca juga: Sampah di Pantai Gumumae SBT Tak Kunjung Diangkut, Warga: Jang Rutin Ambil Karcis Saja

Baca juga: Bodewin Wattimena Sebut Bakal Bangun Tambahan SPBU Nelayan di Leitimur dan Nusaniwe

Namun, DD merasa heran karena Lidya justru mengaku sebagai korban pula.

"Saat saya bertanya kepada Ibu Lidya, Ketua Akqa Ambon, dia mengaku dia juga korban, sementara dia yang rekrut dan membuka investasi ini di Kota Ambon. Saya heran kenapa dia mengaku korban. Kami minta tanggung jawab dari dia," tegasnya.

Senada dengan DD, korban lainnya, JS (40), juga mengungkapkan kekecewaannya. 

Ia baru bergabung dengan aplikasi AKQA pada tanggal 1 April 2025 dan telah melakukan deposit sebesar Rp. 320 ribu untuk kategori B1, yang kemudian ia tingkatkan menjadi B2 dengan menambah deposit Rp. 1.250.000. 

JS bahkan mengajak tiga orang temannya untuk ikut bergabung karena tergiur dengan bonus yang dijanjikan.

"Saya deposit Rp. 320 ribu, kategori B1, besoknya saya menambah jadi B2 Rp. 1.250.000. Saya juga mengajak 3 orang teman saya untuk mendaftar aplikasi tersebut. Dua orang ikut kategori B2 dengan membayar masing-masing Rp. 1.250.000 dan satu orang mengikuti B1 Rp. 320 ribu. Saya ajak mereka karena tergiur bonus, sama seperti saya," tutur JS.

JS mengaku sempat mendapatkan bonus sebesar Rp. 2.9 juta, namun uang tersebut belum sempat ia terima. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved