Telan APBN Rp 75 Miliar, Dinkes Maluku Tenggara Upayakan RS Pratama Elat Beroperasi Tahun Ini
Kepala Dinas Kesehatan Malra Muhsin Rahayaan akan mengupayakan Rumah Sakit Pratama bisa beroperasional di tahun 2025 ini.
Penulis: Megarivera Renyaan | Editor: Tanita Pattiasina
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan
LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM – Kepala Dinas Kesehatan Malra Muhsin Rahayaan akan mengupayakan Rumah Sakit Pratama bisa beroperasional di tahun 2025 ini.
Pasalnya, Rumah Sakit Pratama yang terletak di Kecamatan Elat, Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) ini tak kunjung beroperasional sejak diresmikan tahun 2023.
Hal tersebut disebabkan, belum tersedianya jaringan listrik, air, mobiler serta tenaga perawat di rumah sakit yang dibangun dengan biaya APBN 2023 senilai Rp. 75 miliar tersebut.
"Memang ada beberapa kendala teknis saja, yakni penyediaan jaringan listrik dari gardu induk ke tiga gedung yakni IGD ke ruang kebidanan dan farmasi, juga jaringan air, juga mobiler meja kursi yang akan digunakan," ujarnya Kepada TribunAmbon.com, Selasa (4/2/2025).
Sejauh ini, lanjutnya, biaya listrik telah dianggarkan tahun ini.
Baca juga: Genangan Air Tutupi Jalan Masuk Pasar Langgur Maluku Tenggara
Baca juga: Pemkab Maluku Tenggara Dorong Pembentukan Peta Rawan Pangan di Setiap Desa
"Listrik telah kita anggarkan di tahun ini, untuk tenaga kesehatan bisa ditarik secepatnya ke rumah sakit pratama, kita upayakan di tahun 2025 sudah dapat beroperasi," tambahnya.
Rahayaan menjelaskan, anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan jaringan listrik sekitar Rp. 571 juta.
Selain itu, untuk mobiler sekitar Rp. 200 hingga Rp. 300 juta.
"Semua anggaran untuk operasional bersumber dari APBD Malra 2025," pungkasnya.
Untuk diketahui, Rumah sakit pratama senilai Rp. 75 miliar dibangun di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku yang merupakan daerah terluar dengan pembiayaan bersumber dari APBN 2023.
Dari anggaran Rp. 75 miliar bantuan pemerintah dari APBN 2023 tersebut, Rp. 40 miliar diantaranya untuk pembangunan fisik gedung dan sisanya Rp. 35 miliar untuk pengadaan alat kesehatan (Alkes).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.