Berita Viral

Jusuf Kalla Bandingkan Kasus Pagar Laut di Tangerang dengan Kasus Mutilasi di Ngawi

Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, membandingkan penyelesaian kasus pagar laut sepanjang 30,6 kilometer di kawasan pesisir pantai utara, Tangerang

Mesya
Mantan Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla. 

Video penyergapan terhadap pelaku tersebut pun beredar di media sosial (medsos).

Pelaku yang tampak mengenakan kemeja hitam bermotif disertai kaos hitam didalamnya, digiring polisi dengan tangan diborgol di belakang.

Pelaku bernama Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33), warga Kabupaten Tulungagung, Jatim.

Sementara korbannya adalah seorang perempuan Uswatun Khasanah (29) warga Desa Bance, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jatim.

Korban adalah selingkuhan Rohmad bekerja sebagai sales kosmetik.

Kasus mutilasi ini terungkap usai penemuan jenazah dalam kondisi tidak utuh dalam koper di di Ngawi, Jawa Timur (Jatim) pada Kamis (23/1/2025).

Adapun penyebab kematian korban, diduga karena afeksia atau kekurangan napas akibat terhambat jalan pernafasan, kemungkinan dikarenakan cekikan.

Kemudian pelakukan melakukan mutilasi terhadap korban.

Dimana potongan kepala manusia yang diduga milik korban ditemukan di Trenggalek.

Sementara potongan kaki kanan dan kiri manusia yang juga diduga milik korban ditemukan di Desa Sampung, Kabupaten Ponorogo.

Kasus Pagar Laut Belum Terungkap

Dalam rapat dengan Komisi IV DPR di Jakarta pekan lalu, Menteri  Kelautan dan Perikanan  Sakti Wahyu Trenggono  mengatakan belum diketahui siapa dalam pembangunan.

Dia menyatakan akan memeriksa sejumlah perusahaan yang diduga terlibat dan akan menyampaikannya dalam jangka waktu 20 hari mendatang.

Sementara Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya hingga kini belum menemukan indikasi tindak pidana dalam kasus pagar laut misterius di perairan Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.

"Kami hanya menyelidiki terkait dengan apa-apa saja yang ada di lapangan, ada tindak pidana atau tidak, tapi karena sudah diambil alih KKP, kita tunggu saja dari KKP, sementara kami masih belum temukan tindak pidana," ungkap Direktur Polairud Polda Metro Jaya, Kombes Pol Joko Sadono dalam Breaking News Kompas TV pada Senin (27/1/2025).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved