45 Tahun Mengayuh Becak, Satria Tau Segala Sudut Kota Masohi

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Lukman Mukaddar

MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Pengayuh becak yang satu ini tau persis sudut Kota Masohi, warga di ibu kota kabupaten Maluku tengah itu pun begitu familiar dengan sosoknya.

ialah Satria, pengayuh bejak yang masih aktif mengayuh di usianya kini 62 tahun.

Bisa kita sebut si tukang becak tertua di kota tua itu, pasalnya sudah 45 tahun sudah pria baya itu menjalani profesi itu.

Kepada TribunAmbon.com, Satria menceritakan sekilas perjalanannya mengayuh kendaraan roda tiga itu.

Awalnya dia beroperasi di Kota Ambon di tahun 1979, dan baru menginjakan kaki di Masohi tahun 1980.

"Saya di Maluku sudah dari tahun 1979. Awalnya bawa becak di Ambon. Baru nanti di tahun 80-an begitu saya ke Masohi dan menetap di sini," kata Satria, Sabtu (29/6/2024).

Baca juga: Nasi Kelapa Nene Jo’o Jadi Legend di Negeri Hitu

Tarif becak di tahun 80an masih Rp 50 sampai Rp 100 bergantung jarak tempuh.

Kemudian naik menjadi Rp 500 hingga Rp 1000 di tahun 2000an.

"Waktu itu masih Rp 50 lalu naik Rp 100. Itu sehari kita setor Rp 250 perak ke boss. Dan kita bawa pulang bisa Rp 500 sehari," jelas Satria.

"Kini, mulai Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu jika jarak jauh. Penghasilan yah bisa Rp 70 ribu dan paling tinggi Rp 150 ribu," imbuh pria asal Sulawesi Selatan itu.

Baca juga: Sudah Sejak 1990 Jadi Pandai Besi, Abdullah Renwarin: Ini Tradisi

 Menurutnya, pendapatannya bakal melonjak tinggi saat moment hari besar keagamaan, Natal atau Idul FItri.

"Kalau Natal atau Lebaran, bisa lebih diatas Rp 150 ribu," ungkap Satria.

Satria sendiri memiliki empat orang anak yang dibiayai dari hasil mengayuh becak.

Tiga anaknya tamat SMA dan yang bungsuh sebentar lagi menyandang gelar sarjana. 

"Alhamdulillah anak saya yang paling tua sudah nikah yang kedua ketiga sudah kerja dan yang bungsuh sudah mau wisuda tahun ini di Unpatti," pungkasnya. (*)