Info Daerah
Nikodemus Ubro Tegaskan Maluku Tenggara Sangat Strategis tuk Pengembangan Pariwisata
Selain itu, terdapat pantai dengan pasir yang panjang dan bagus seperti ngurbloat dan ngurtavur atau pasir timbul.
Penulis: Megarivera Renyaan | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan
LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) Nikodemus Ubro mengatakan, secara geografis letak Malra sangat strategis dalam pengembangan pariwisata
Pasalnya,daerah ini terletak di antara Papua, Papua Selatan, Aru, Tanimbar,Seram atau Pulau Ambon.
“Perhatikan dengan teliti di peta, letak daerah kita di tengah-tengah antara Maluku dan Papua. Kita di posisi sentral. Inilah anugerah Allah kepada kita di Malra” ucapnya, Selasa (18/6/2024).
Malra merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, teluk dan selat.
Selain itu, terdapat pantai dengan pasir yang panjang dan bagus seperti ngurbloat dan ngurtavur atau pasir timbul.
Hebatnya lagi, keunikan serta karakteristik pantai di Malra tidak hanya terletak di Pulau Kei Kecil tetapi ada pula di Kei Besar.
Baca juga: Puluhan Security dan CS di Pasar Mardika Ambon Belum Terima Gaji 6 Bulan: Estimasi Capai Rp 1 Miliar
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Kian Lemah, Ancaman PHK Makin Dekat
Sumber daya alam laut di Malra sangat melimpah dan secara geografis sangat potensi untuk dikembangkan di bidang pariwisata.
“Malra merupakan daerah sentral. Biasanya daerah sentral berfungsi sebagai daerah transit untuk aspek konektivitas dan berbagai hal," sebutnya.
Konsep pengembangan pariwisata harus dikembangkan dengan memanfaatkan letak geografis Malra sebagai daerah transit.
Sudah saatnya meninggalkan pola pikir sempit yang ingin mengembangkan pariwisata tetapi tidak memiliki gagasan dan visi yang jelas untuk pengembangan.
Salah satu ide pengembangan pariwisata di Malra adalah dengan memanfaatkan letak geografis yang strategis sebagai daerah transit.
Indikator sebagai daerah transit yang harus diperhatikan untuk pengembangan pariwisata di Malra antara lain kuliner, aksesibilitas, perhotelan dan kamtibas.
“Salah satu indikator yang segera dibenahi adalah kuliner. Paling sulit kita menemukan gulai kambing di Malra. Perlu diingat bahwa tidak semua orang senang makan ikan," katanya.
Untuk itu,daerah-daerah tujuan wisata dituntut untuk dapat mengembangkan produk dan atraksi wisata yang berkualitas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.