Pilkada 2024

Profil Murad Ismail & Michael Wattimena, Cagub-Cawagub yang Diusung Demokrat di Pilkada Maluku 2024

Mantan Gubernur Maluku Murad Ismail dan Michael Wattimena direkomendasikan jadi cagub dan cawagub dari Partai Demokrat di Pilkada Maluku.

Wartakota
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bersama calon kepala daerah Maluku saat dilakukan pengerahan surat rekomendasi di Kantor DPP Demokrat, Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2024). Partai Demokrat menyerahkan surat rekomendasi kepada bakal calon kepala daerah Murad Ismail dan Mikhail Wattimena untuk wilayah Maluku. 

TRIBUNAMBON.COM -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah meresmikan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub dan cawagub) dari Partai Demokrat untuk bertarung di Pilkada Maluku tahun 2024.

Mereka adalah petahana atau mantan Gubernur Maluku Murad Ismail dan Michael Wattimena, mantan Anggota DPR RI 2009 hingga 2019.

"Di sebelah kanan saya telah hadir tokoh kita, Irjen Murad Ismail, yang telah kita kenal juga dan sebagai putra asli Maluku beliau lahir dengan semangat, cita-cita untuk memajukan provinsi Maluku," kata AHY saat jumpa pers pemberian surat rekomendasi, di Kantor DPP Partai Demokrat, Selasa (11/6/2024).

Kata dia, Murad telah berhasil membuat kemajuan bagi Provinsi Maluku dengan meningkatnya pemasukan atau ekonomi di provinsi tersebut.

"Kita berharap semakin sejahtera secara berkeadilan. Dan lima tahun ke depan akan menjadi pelung yang baik untuk meningkatkan semua capaian tadi," kata Menteri ATR/BPN tersebut.

Baca juga: Demokrat Susul PAN, Beri Rekomendasi Murad Ismail untuk Maju Lagi di Pilkada Maluku 2024

Baca juga: AHY Sebut Murad Ismail Berhasil Bikin Maluku Maju, Jadi Alasan Beri Rekomendasi Maju Pilkada 2024

Sementara terhadap sosok Michael Watimena, AHY menyatakan kalau yang bersangkutan merupakan kader terbaik Demokrat di Maluku.

Bahkan kata dia, Michael Watimena merupakan sosok yang tak mungkin melupakan permasalahan yang ada di Maluku.

Terlebih yang bersangkutan kata dia, pernah menjadi anggota DPR RI untuk dapil Maluku.

"Salah satu kader terbaik demokrat, Bung Michael Wattimena. Anggota DPR RI, dulu di komisi V. Sebagai putra daerah tidak pernah meninggalkan hari dan pikirannya, selalu di Maluku," kata dia.

Terkait dengan pemberian rekomendasi kepada keduanya ini, AHY menegaskan kalau hal tersebut sudah sepengatahuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Bahkan kata AHY, ayahandanya tersebut merestui pasangan Murad Ismail dan Michael Watimena maju di Pilkada Maluku.

"Pak SBY juga dikabari ketika Pak Murad Ismail dan Bung Michael Wattimena berkenan maju, kami tentu menangkap dengan rasa terhormat, juga penuh tekad memenangkan 2M ini, Murad dan Michael," tandas AHY.

Lalu, seperti apa profil Murad Ismail dan Michael Wattimena ini? Berikut ulasannya dari berbagai sumber.

Profil Murad Ismail

Mantan Gubenrur Maluku ini lahir di Ambon pada 11 September 1961.

Ia merupakan purnawirawan perwira tinggi Polri.

Dikutip dari Wikipedia, ia memiliki jabatan terakhir sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Brigade Mobil Korps Brimob Polri.

Dirinya merupakan lulusan Akpol yang berpengalaman dalam kesatuan Brimob pada 1985.

Murad Ismail juga pernah menjabat sebagai Komandan Korps Brimob Polri, dan Kepala Polda Maluku.

Kemudian, pada 2019 Murad Ismail menjabat sebagai Gubernur Maluku.

Riwayat Pendidikan

Dikutip dari malukuprov.go.id, berikut riwayat pendidikan Murad Ismail:

- SD Negeri 5 Ambon, 1974

- SMP Negeri 3 Ambon, 1997

- SMA Negeri 2 Ambon, 1981

- Akademi Kepolisian (AKPOL), 1985

- Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), 1994

- SESPIM, 1999

- SESPIMTI, 2010

Perjalanan Karier

Danton KIE 5153 Polda Sulutteng (1985) (Saat itu Sulawesi tengah belum memiliki Polda, dan masih di bawah Polda Sulut dengan nama Polda Sulutteng, Kie 5153 sekarang menjadi Satuan Brimob Polda Sulut)Kasubden Hartib Prov Polda Sulutteng (1988)

Kasubden IDIK Prov Polda Sulutteng (1988)

Kasubag Binops Reserse Polda Sulutteng (1989)
Kasat Sabhara Polresta Gorontalo (1990)
Kapuskodal Ops Polresta Gorontalo (1992)
Danki Brimob 5154 Polda Maluku (1994)
Wadan Satgas Brimob Operasi Tatoli Tim-Tim (1996)
Danyon B Resimen I Pelopor (1997)
Danden B Resimen II Gegana Polri (1998)
Kabag Latsat Ditlat Lemdiklat Polri (2000)
Kanit PD Dit C Baintelkam Polri (2005)
Kasat Brimob Polda Sumut (2006)
Kasat Brimob Polda Metro Jaya (2008)
Analis Kebijakan Madya bidang Korbrimob Polri (2010)
Kabag Jian­tek­pol BIDPPITK STIK Lem­dikpol (2012)
Wakapolda Maluku[3](2013)
Kapolda Maluku[4](2013)
Dankorbrimob Polri (2016), dan pangkatnya naik menjadi Irjen Pol.

Jabatan itu mengantarkan Murad sebagai orang nomor satu di jajaran Brimob Polri.

Analis Kebijakan Utama Bidang Brigade Mobil Korbrimob Polri (2018)
Gubernur Maluku (2019).

Profil Michael Wattimena

Michael Wattimena lahir di Itakawa, Saparua, sebuah wilayah di Maluku Tengah, Kepulauan Maluku, Indonesia, pada 12 Januari 1969 silam. Memperoleh gelar kesarjanaan dari Universitas Pattimura, Ambon, nama Wattimena dikenal dalam kancah politik baik sebagai anggota Partai Demokrat dan Ketua Umum DPP Gerakan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) masa bakti 2011 - 2014.

Pemegang gelar Sarjana Ekonomi dan Magister Manajemen ini juga tercatat sebagai anggota aktif Komisi V DPR RI yang membidangi masalah Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal. Sejak September 2012 lalu, Wattimena berganti jabatan dari Ketua Departemen Perhubungan menjadi Ketua Divisi Pembinaan Organisasi menggantikan Ignatius Mulyono.

Duduk dalam percaturan politik dengan julukan unik, BMW (Bang Michael Wattimena), politisi yang juga menjabat anggota Komisi V DPR RI ini dikenal cukup kontroversial terutama terkait berbagai pernyataan politik yang dilontarkan ke media massa. Sekitar awal September 2010 lalu, misalnya, Wattimena menuai banyak kecaman terkait lansiran tanggapannya atas rencana menyulap kantor DPR RI menjadi gedung maha-mewah. Bagi Wattimena, anggaran Rp 1,6 T dinilai sangat wajar selain untuk meningkatkan 'spirit' kinerja anggota Dewan, juga untuk membangun kantor kerja yang bisa berfungsi sebagai objek wisata sebagaimana kebanyakan gedung DPR di luar negeri.

Pada 2012 lalu, Wattimena kembali menuai kritik terkait pernyataan politisnya saat maju dalam pemilihan Gubernur Maluku periode 2013 - 2018. Komentar bernada negatif sempat dilansir media ketika menanggapi bergabungnya Assagaff, kader lain dari partainya sendiri, yang disebut Wattimena sekedar mencari jalan pintas menjadi Gubernur Maluku. Tak urung, pernyataan tersebut disayangkan kader Demokrat lain, Samuel Matulessy S.H., M. Hum., yang justru menilai Wattimena kurang bijak mengingat Partai Demokrat sedang membutuhkan banyak kader untuk wilayah Maluku dan Assagaff juga  warga Maluku.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved