Maju Pilwalkot Tual, Hari Suharto Adhyaksa Tamher Bermodal Doa dan Harapan

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Bakal Calon Wali Kota Tual, Hari Suharto Adhyaksa Tamher akui hanya memiliki basis doa dan harapan untuk maju pada perhelatan Pilwakot 2024.

“Basisnya harapan dan doa saja. Saya tidak pusing mau jadi atau tidak, menang atau tidak yang penting semua ramai-ramai kerja,” kata Tamher kepada wartawan di Ambon, Minggu (19/5/2024) malam.

Dijelaskan, saat ini dia sudah mendaftar di dua partai sebagai bentuk sikap politiknya untuk terlibat pada kontestasi Pilwakot Tual ini.

Baca juga: PDIP Lirik Sejumlah Tokoh Untuk Wali Kota Tual, Ada Ahmad Yani Renuat hingga Roem Ohoirat

Kedua partai itu yakni PDI Perjuangan dan Hanura yang diketahui masih satu koalisi.

“Soal serius dimulai langkah-langkah awal konsolidasi dalam bentuk modal sosial. Kita juga sudah lakukan pendaftaran untuk sikap politik. Saya tidak merayu partai tapi saya rayu koalisi jadi sejauh ini sudah dua partai karena empat kursi minimal. PDI P dan Hanura itu masih koalisi tapi ini juga masih berproses. Karena ini kan terakhir yang dilihat adalah survei,” terangnya.

Ditanya soal siapa figur yang akan digandeng untuk maju Pilwakot? Tamher mengaku keputusan itu akan disesuaikan dengan rekomendasi partai.

Meski begitu, Tamher akan tetap melirik figur yang memiliki kompetensi salah satunya yakni mengetahui strategi apa yang akan dilakukan pasangannya untuk lima tahun kedepan jika terpilih.

“Untuk wakil nanti saya ambil dari mekanisme partai, jadi siapa pun itu partai pendukung saya ikut. Jadi tergantung partai yang membranding mereka. Saya lirik figur dari ada dua kategori yaitu sisi kompetensi karena di lima tahun berikut ini saya harus tahu dia mau ngapain, mau bikin apa, karena itu saya tidak bisa sendiri,” terang Tamher.

Disamping itu, Tamher menuturkan alasannya untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Tual ini karena berangkat dari rasa keresahannya terhadap Kota Tual.

Dimana ada sejumlah permasalahan yang mudah diselesaikan namun hingga saat ini tak kunjung terselesaikan secara kelembagaan.

“Jadi ini berangkat dari keresahan saja. Ada beberapa anomali yang harusnya mudah, tapi secara kelembagaan mereka tidak selesaikan. Ada masalah juga di kelembagaan tentang SDM,” tandasnya.