Nilai Tukar Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Rp 16 Ribu per Dolar AS Selama Lebaran 2024

Data Google Finance Per 12 April 2024 mencatat rupiah menembus level Rp 16.117 per dolar AS.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta. 

TRIBUNAMBON.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan selama Lebaran 2024.

Data Google Finance Per 12 April 2024 mencatat rupiah menembus level Rp 16.117 per dolar AS.

Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pekan ini.

Ia mengatakan dalam sepekan terakhir, terjadi beberapa perkembangan di pasar keuangan global yang dipengaruhi oleh beberapa sentimen.

Yakni, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan penguatan dolar AS yang ditopang oleh rilis data ekonomi AS yang solid ketika pasar keuangan domestik sedang libur berkenaan dengan Idul Fitri dan cuti bersama lebaran.

Baca juga: Aturan Baru, ASN Bisa Pilih WFH tuk Hindari Kepadatan Arus Balik Lebaran 2024, Begini Caranya

Baca juga: Lonjakan Penumpang Mulai Terjadi di Pelabuhan Namlea, Puncak Arus Balik Diperkirakan Minggu Besok

Dari ketegangan Timur Tengah, pada tanggal 10 April lalu, 3 putra dan 4 cucu pemimpin Hamas tewas dirudal oleh Israel di Gaza Strip.

Rilis data ekonomi AS pada tanggal 5 April yang lalu, di mana tingkat pengangguran AS bulan Maret 2024 tercatat turun menjadi 3,8 persen dari bulan sebelumnya sebesar 3,9 persen.

Selain itu Non-Farm Payroll pada bulan Maret 2024 tercatat 303.000 dari bulan sebelumnya 270.000.

Lalu pada tanggal 10 April, rilis inflasi AS bulan Maret tercatat 3,5 persen year-on-year (YoY) dari bulan sebelumnya 3,2 persen dan lebih tinggi dari perkiraan 3,4 persen.

"Kedua sentimen ketegangan Timur Tengah dan rilis data ekonomi AS yang solid tersebut telah mendorong penguatan dollar index," kata Josua dikutip dari Tribunnews, Sabtu (13/4/2024).

"Yakni, indeks yang mengukur nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama seperti Euro, Yen, Sterling, Dollar Kanada Krona Swedia dan Franc Swiss," lanjutnya.

Dalam sepekan ini saja, kata Josua, dollar index menguat hingga 1,7 persen ke level 106,04, yang merupakan level tertinggi sejak November 2023 yang lalu.

Penguatan dollar AS terhadap mata uang negara maju tersebut, selanjutnya mendorong penguatan dollar AS terhadap mata uang Asia.

Dikarenakan pasar keuangan domestik libur, maka nilai tukar yang mengalami pergerakan hanya Non-Deliverable Forward (NDF) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"NDF merupakan instrumen keuangan derivatif yang digunakan untuk hedging terhadap pergerakan nilai tukar antara dollar AS dan Rupiah," ujar Josua.

NDF 1 bulan untuk nilai tukar rupiah terhadap dollar AS saat ini berkisar 16.148 atau melemah 1,5 persen atau 243 poin sepanjang minggu ini.

Josua mengatakan, NDF nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tersebut tidak mencerminkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada pasar spot.

Namun, dia bilang, ada potensi bahwa pada saat pembukaan kembali pasar keuangan domestik pada tanggal 16 April mendatang, nilai tukar rupiah pada pasar spot yang ditutup terakhir pada tanggal 5 April di level 15.845 per dollar AS, berpotensi mengikuti pergerakan NDF nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Ia meyakini Bank Indonesia (BI) tetap berada di pasar dan akan terus melakukan langkah-langkah stabilisasi seperti triple intervention di pasar spot USD/IDR, pasar DNDF dan pasar obligasi.

"Selain itu, BI akan mengoptimalkan penguatan strategi operasi moneter yang pro-market untuk efektivitas kebijakan moneter, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI)," ujar Josua.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved