Info Daerah

Ogah Balik ke Pasar UN Tual, Pedagang Ngaku Lebih Laris di Bundaran BTN SPBU Kota Tual

Dari pedagang ikan, sayur, bumbu dapur, hingga daging ayam dan ikan. Bahkan kambing

Penulis: Megarivera Renyaan | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Megarivera Renyaan
Pedagang Pasar Un masih memenuhi pinggir jalan Bundaran BTN SPBU kota Tual, Rabu (3/4/2024). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

TUAL, TRIBUNAMBON.COM - Puluhan lapak pedagang masih berdiri kokoh di pinggir jalan Bundaran SPBU Kota Tual

Dari pedagang ikan, sayur, bumbu dapur, hingga daging ayam dan ikan. 

Bahkan kambing juga dijual di area itu. 

Tentunya pemandangan ini menjadi tak elok dan berkesan kumuh

Apalagi kawasan tersebut merupakan lokasi padat kendaraan yang beresiko tinggi terjadi kecelakaan lalu lintas. 

Diketahui sejak palang adat dipasang masyarakat Taar pada, Selasa (5/3/2024) mayoritas pedagang memilih menggelar lapak di pinggir jalan, sesuai mengantongi ijin pemilik lahan.

Namun, saat palang adat telah dibuka pedagang justru ogah kembali ke lokasi pasar Un dengan alasan LEBIH ramai pembeli. 

Salah satu pedagang pasar dadakan Fatma RABRUSUN menyatakan, kami telah bersepakat usai Perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah akan kembali ke lokasi pasar Un. 

"Karena disini jauh lebih laris, kami telah meminta ijin dari pemilik lahan untuk berjualan hingga usai Lebaran," ungkapnya, Kepada TribunAmbon.com, Rabu (3/4/2024). 

Menurutnya, lokasi disini sangat strategis karena letaknya di pinggir jalan dan mudah diakses warga ketimbang di pasar Un yang terletak di luar kota. 

"Dengan Rp. 5 ribu rupiah masyarakat sudah dapat berbelanja sembako, jika di pasar Un tidak ada kendaraan umum yang masuk, naik ojek pun harus keluar Rp. 20 ribu," terangnya.

Baca juga: Unik! Alumni Tahun 1994 Negeri Lima Bikin Lomba Berhadiah Umrah Gratis Usai Buka Puasa Bersama

Baca juga: Malam Ini Ada Pelayaran dari Ambon ke Buru dan Maluku Utara, Cek Harga Tiketnya

Dia katakan, disini omsetnya lumayan bisa kembali modal jika dibandingkan pasar Un yang sehari hanya bisa mendapatkan Rp. 30 ribu, pasar tersebut hanya ramai hingga pukul 10:00 WIT. 

"Di atas sana kadang-kadang kami sembunyi jika petugas koperasi datang akibat tidak dapat melunasi tagihan, sedangkan modalnya saja tidak kembali imbas dari sepi pembeli," kesalnya. 

Dirinya menambahkan, tetap kami akan kembali ke pasar Un jika Pemkot Tual adil semua pedagang ditempatkan di satu kawasan. 

"Kalau pasar dijadikan satu kami siap kembali, di Tual ini pasar sampai tiga terus siapa yang diuntungkan dan dirugikan, Pemkot Tual kami harap bisa bijaksana," pungkasnya. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved