Pemilu 2024

Renyaan Sebut Kualitas Pemilu 2024 Paling Buruk

Di saat tim telah mendapatkan azas transparansi, tetapi ketika meminta hasil Pemilu per TPS dari pihak penyelenggara, malah itu tidak diberikan inform

Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com / Mesya Marasabessy
PEMILU: Mantan Ketua Pemantau Pemilu Jakarta 1997-1999, Jopi Renyaan menyebut kualitas Pemilu 2024 yang paling buruk, Selasa (12/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024 dinilai yang paling buruk kualitasnya.

Hal itu menyusul banyaknya dugaan kecurangan dan praktik yang tidak menjunjung demokrasi pada pesta rakyat tersebut.

"Banyak kecurangan yang terjadi. Kedaulatan rakyat seakan diperkosa. Ini Pemilu dengan kualitas sangat buruk," kata Mantan Ketua Pemantau Pemilu Jakarta 1997-1999, Jopi Renyaan, Selasa (12/3/2024).

Menurutnya, contoh pada kasus caleg DPRD Provinsi Maluku, Justina Renjaan.

Di saat tim telah mendapatkan azas transparansi, tetapi ketika meminta hasil Pemilu per TPS dari pihak penyelenggara, malah itu tidak diberikan informasinya sama sekali.

"Mana ditambah lagi ada hasil Pemilu yang diduga direkayasa di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Ini sangat disesalkan," sebutnya.

Dikatakan, sistem yang dipakai untuk Pemilu 2024 sangat lemah.

Tak hanya itu, kelemahan juga terlihat pada aturan-aturan yang diturunkan KPU.

Baca juga: Merasa Dirugikan, Justina Renjaan Adukan Pergeseran dan Penggelembuangan Suara ke Caleg Lain

Salah satunya soal hanya membolehkan satu saksi mandat untuk mengawal mulai dari pencoblosan hingga jalannya rekapitulasi penghitunga suara di setiap tingkatan.

"Ini aturan yang bagi saya sangat lemah. Padahal bisa lebih dari itu sehingga saksi yang lain juga bisa mengakses semua tahapan yang dilakukan," kata Jopi.

Jopi yang juga mantan Ketua KPU Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) itu mengaku, selain KPU, Bawaslu juga tidak begitu maksimal dalam mengawasi Pemilu.

Padahal, tugas Bawaslu itu bekerja sepenuh waktu untuk mengawasi jalannya tahapan pesta demokrasi.

"Tidak sama dengan Pemilu-pemilu sebelumnya. Pemilu 2024 khusus di kabupaten Malra jauh dari kata jujur, adil dan berkualitas," tukasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved