Ambon Hari Ini

Akademisi: Mangrove di Teluk Ambon Berpotensi Kurangi Polusi, tapi Dikepung Sampah

Dikonfirmasi TribunAmbon.com, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unpatti, Rahman mengatakan persoalan sampah di perairan masuk kategori berat

Penulis: Maula Pelu | Editor: Adjeng Hatalea
Istimewa
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Rahman (baju ptuih) sedang melakukan penelitian di Ekosistem Mangrove terkait dengan dinamika karbon. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula Pelu

AMBON, TRIBUNAMBON.COM -Sampah kian jadi momok di Kota Ambon.

Tak hanya di pemukiman hingga jalanan kota, perairan Teluk Ambon juga tak luput dari sampah.

Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti) pun mengungkapkan keprihatinannya akan kondisi di Teluk Ambon itu.

Dikonfirmasi TribunAmbon.com, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unpatti, Rahman mengatakan persoalan sampah di perairan masuk kategori berat.

Selain biota laut di Teluk Ambon, ekosistem hutan Mangrove juga terancam mati.

"Daerah Poka dan Negeri Lama memiliki kemungkinan kecil untuk direhabilitasi Mangrove," katanya.

Baca juga: PLN Peduli, 2.000 Bibit Mangrove Ditanam di Pesisir Pantai Negeri Waai- Malteng

Menurutnya, hal ini diakibatkan oleh penumpukan sampah di daerah tersebut yang membuat Mangrove sulit bertumbuh.

Dijelaskan, situasi seperti ini sangat disayangkan.

Mengingat Mangrove memiliki peran penting dalam penyerapan karbon dioksida yang dilepaskan ke udara oleh aktivitas manusia.

Seperti asap kendaraan, mesin industri, atau berbagai aktivitas yang menggunakan bahan bakar fosil.

Mangrove di Pantai Poka, Kecamatan Teluk Ambon.
Mangrove di Pantai Poka, Kecamatan Teluk Ambon. (TribunAmbon.com/ Fandi Wattimena)

"Karbondioksida yang dilepaskan ke udara secara berlebihan akan membahayakan kesehatan manusia," katanya

Ia menjelaskan bahwa Mangrove Teluk Ambon dapat menyerap udara buruk berupa karbon dioksida yang berlebihan dan menghasilkan udara yang baik berupa oksigen untuk kesehatan.

"Terdapat 27 hektar Hutan Mangrove di Teluk Ambon. 27 hektar itu, mampu menyerap ratusan ton karbon dioksida per hari. Potensi ini sangat besar untuk menjaga kualitas udara segar," terangnya.

Terusnya, ia katakan kondisi Mangrove tengah mengalami ancaman serius terhadap pencemaran lingkungan di perairan Teluk Ambon.

Melihat situasi seperti ini ia sarankan, perlu adanya konektivitas sistem sosial ekologi. D

alam hal ini sumber daya ekosistem Mangrove, pengguna sumber daya, penyedia infrastruktur, dan pengguna infrastruktur.

"Perlu adanya konektivitas sistem sosial ekologi, untuk keberlanjutan lingkungan hidup yang baik," tutupnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved