Embal di Malra

Miris, 3 Tahun Anggaran Budidaya Embal Nihil di Dinas Pertanian Malra

Pengakuan tersebut diutarakan pasca lonjakan harga embal mentah yang digadang-gadang tertinggi sepanjang sejarah yakni Rp. 200 hingga Rp. 250 ribu.

Penulis: Megarivera Renyaan | Editor: Adjeng Hatalea
Istimewa
MALUKU TENGGARA: Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Felix Bobonu Tetthol mengakui selama tiga tahun berturut-turut anggaran budidaya embal nihil alias tidak dianggarkan sama sekali. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan

LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Felix Bobonu Tetthol mengakui selama tiga tahun berturut-turut anggaran budidaya embal nihil alias tidak dianggarkan sama sekali.

Pengakuan tersebut diutarakan pasca lonjakan harga Embal mentah yang disebut tertinggi sepanjang sejarah, yakni Rp. 200 hingga Rp. 250 ribu.

"Selama tiga tahun anggaran kita kosong 2021.2022 dan 2023," ucapnya saat ditemui TribunAmbon.com di ruang kerjanya, Jumat (26/1/2024).

Dia menyebutkan, anggaran di Dinas Pertanian Kabupaten Malra lebih banyak dihabiskan untuk agenda imbauan konsumsi embal ke ohoi (desa).

Namun, tidak ada anggaran yang dikhususkan untuk menjaga pangan lokal ini tetap ada.

"Selama ini bantuan yang didapatkan desa binaan ohoi Lo'on dan Ngabub berasal dari APBN Provinsi Maluku, itu juga diberikan melalu stek yang dibagikan ke petani oleh Dinas Pertanian Malra," terangnya.

Dijelaskannya, ada beberapa hal lain yang di balik terjadinya lonjakan harga Embal di pasaran saat ini.

Baca juga: Lahan Terbatas Sebabkan Produksi Embal Menurun, Berujung Harga Naik

Yakni, kondisi alam tidak mendukung, dengan karakteristik Embal yang ditanam tidak boleh lebih dari dua kali di lahan yang sama.

Selain itu juga terbatasnya sumber air permukaan yang hanya ada tiga di Malra, tidak cukup untuk dapat mengairi kawasan pertanian.

"Banyak petani yang membuka lahan bahkan menerobos catchment area, daerah tangkapan air yang merupakan cakupan tangkapan apabila terjadi hujan, ini merupakan ancaman bagi ketersediaan air beberapa tahun kemudian," tandasnya.

"Nihilnya anggaran tak lantas memutuskan niat dan semangat, kita bergerak kadang dengan anggaran pribadi, misalnya anggaran SPPD dialihkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat," tuturnya.

Untuk tahun 2024 Embal akan menjadi komoditas yang ekslusif, mengingat di tahun ini Dinas Pertanian Malra tidak dibekali sama sekali dengan anggaran dari APBD Kabupaten Malra.

"Anggaran kami untuk 2024 ini kosong, jadi jangan kaget jika lonjakan harga terus terjadi sejatinya harus ada keberpihakan anggaran walaupun sedikit," pungkas Tetthol.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved