Kepemiluan
Pakar: 20-30 Persen Pemilih Bisa Berubah Pilihan, Debat dan Kampanye Berpengaruh
Arya mengatakan, perubahan tersebut dapat dipengaruhi debat dan kampanye yang masih akan berlangsung hingga tiga minggu ke depan.
TRIBUNAMBON.COM - Pakar Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi mengungkapkan, 20-30 persen dalam menentukan pilihannya pada Pilpres 2024 masih berpotensi berubah.
Menurutnya, data tersebut berdasarkan hasil dari sejumlah survei.
Arya mengatakan, perubahan tersebut dapat dipengaruhi debat dan kampanye yang masih akan berlangsung hingga tiga minggu ke depan.
"Baik dengan instrumen "darat" maupun "udara" itu akan menentukan sekitar 20 sampai 30 persen pemilih yang "swing"," kata Arya, Minggu (21/1/2024).
Dia menilai, jumlah pemilih tak pasti itu tidak sedikit sehingga setiap Paslon harus berhati-hati, terutama dalam menentukan hendak satu atau dua putaran pada Pilpres mendatang.
Kecuali jika di Januari semisal Prabowo sudah menembus 50 persen.
Baca juga: Ahli Sayangkan Sikap Jokowi yang Terpancing tuk Komentari Debat Ketiga Pilpres 2024
Kemudian, Februari sudah menembus 50 persen, tentu probabilitas satu putaran membesar," ujar Arya.
Akan tetapi, berdasarkan hasil survei, menurut Arya,suara untuk Prabowo cenderung konstan.
"Tidak stagnan, kapitalisasi pemilih Jokowi itu sepertinya sudah hampir mencapai titik maksimal," ucap Arya.
Selain itu, mantan pemilih Prabowo yang sebagian menggunakan asosiasi keagamaan atau asosiasi figur yang menggunakan identitas sosial, menjadi variabel penting bagi kelompok pemilih ini.
"Sehingga ketika kita cek hasil survei Anies yang awalnya itu "konsisten" di nomor 3, sekarang sudah bergeser ke (posisi) nomor 2 yang angkanya di atas 20 persen," ungkapnya.
Jika Pilpres berjalan dua putaran, dia memprediksi, Prabowo-Gibran telah mendapat tiket karena elektabilitasnya konsisten di atas 40 persen.
"Persoalannya, sekarang antara Ganjar dan Anies, probabilitinya lebih besar ke Anies-Muhaimin, sementara Ganjar-Mahfud agak mengecil di Januari," tutur Arya. "Kita tidak tahu, apakah dalam satu bulan terakhir itu ada penetrasi pada performa kampanye atau debat yang menjadi insentif bagi kedua kandidat ini," pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.