Kesehatan Mental

Jika Anda Alami Depresi, Website Layanan Konseling Ini Bisa Bantu Ringankan Keresahan

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesi

Editor: Adjeng Hatalea
(Unsplash/Kev Costello)
ILUSTRASI Ganguan Mental 

TRIBUNAMBON.COM - Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Tribunners untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/

Apa penyebab orang ingin bunuh diri?

Melansir hallosehat, umumnya, percobaan bunuh diri disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu.

Mereka menganggap bunuh diri merupakan jalan keluar terbaik.

Pikiran tersebut muncul karena seseorang merasa bahwa dirinya sudah tidak memiliki harapan di masa depan.

Tindakan dinilai akan menyelesaikan semua masalah yang ada.

Baca juga: Marak Kasus Bunuh Diri, Cak Imin Sebut Diakibatkan Tekanan Sosial, Ekonomi dan Politik

Berbagai macam faktor berkontribusi menjadi penyebab orang ingin bunuh diri. Berikut beberapa di antaranya.

1. Depresi yang tidak tertangani

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang menjadi penyebab bunuh diri paling tinggi. Gejala depresi yang tidak tertangani dengan baik membuat Anda merasa lelah dan putus asa.

Selain itu, stres dan depresi sering membuat seseorang menyesali hidupnya dan berpikir bahwa tidak ada orang yang sayang padanya. Akibatnya, bunuh diri menjadi tindakan yang tidak terhindarkan.

2. Perilaku impulsif
 
Impulsif artinya melakukan sesuatu berdasarkan dorongan hati (impulse). Perilaku ini membuat Anda melakukan segala sesuatunya secara spontan.

Perilaku impulsif berbahaya ketika dibarengi dengan munculnya pikiran negatif. Situasi tersebut berisiko membuat Anda berpikir cepat untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

3. Masalah dalam kehidupan sosial
Masalah sosial dapat mendorong seseorang melakukan bunuh diri. Beberapa pemicunya mulai dari dikucilkan, bullying pada remaja atau orang dewasa, hingga dikhianati sahabat atau pasangan.

Dengan mencelakai diri sendiri, beberapa dari mereka berpikir bahwa tindakan tersebut dapat menyadarkan orang-orang yang menyakitinya.

4. Konsumsi alkohol dan obat-obatan
Konsumsi alkohol dan obat-obatan secara berlebihan dapat berujung pada aksi bunuh diri. Kebiasaan tersebut dapat membuat Anda mengalami psikosis.

Psikosis merupakan kondisi yang membuat seseorang kesulitan untuk membedakan imajinasi dan kenyataan. Halusinasi dan delusi yang terjadi bisa membawa Anda kepada aksi bunuh diri.

5. Gangguan mental lainnya

Sebuah studi dalam jurnal Psychological Autopsy menjelaskan bahwa terdapat satu atau lebih diagnosis gangguan mental pada 90 persen orang yang bunuh diri

Selain itu, didapati juga 1 dari 20 orang yang mengidap skizofrenia memilih untuk mengakhiri hidupnya. Kasus bunuh diri juga ditemukan pada orang-orang dengan gangguan kepribadian seperti: 

  • antisosial dan asosial,
  • gangguan bipolar,
  • gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), 
  • post traumatic disorder (PTSD), dan
  • narcissistic personality disorder.

6. Pengalaman buruk yang memicu trauma
Trauma yang terjadi pada masa kecil dapat terbentuk di dalam alam bawah sadar seseorang. Pada akhirnya, akan terasa adanya kesulitan untuk keluar dari trauma tersebut.
 
Beberapa situasi yang dapat memicu trauma di antaranya:

  • kekerasan fisik dan kekerasan verbal,
  • kekerasan seksual, serta
  • kehilangan orang tersayang.
     

Trauma bisa menghambat seseorang, terlebih jika ia tidak sanggup memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. Kondisi tersebut akhirnya dapat menjadi penyebab munculnya keinginan bunuh diri.

7. Penyakit yang tak kunjung sembuh

Banyak orang memilih untuk bunuh diri karena penyakit yang mereka derita tidak kunjung sembuh. Umumnya, situasi ini dialami oleh orang-orang yang mengidap penyakit kronis, seperti stroke atau kanker.

Penyakit yang tidak kunjung sembuh dan rasa lelah dalam mengobati penyakit dapat menyebabkan depresi berkepanjangan. Seiring waktu, kondisi tubuh yang terus menurun pun menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.

8. Orientasi seksual yang berbeda

Penyimpangan orientasi seksual merupakan salah satu penyebab orang bunuh diri. Umumnya, tindakan ini terjadi karena mereka tidak merasa mendapat dukungan dari orang sekitar.

Apalagi, orang dengan orientasi seksual sering kali dikucilkan masyarakat. Perlakuan tersebut dapat menyebabkan depresi dan berujung pada tindakan bunuh diri.

9. Mengidap penyakit tertentu

Beberapa penyakit dapat memicu keinginan bunuh diri pada diri seseorang. Kondisi ini terjadi karena orang tersebut yakin bahwa penyakit tersebut menjadi akhir dari hidup mereka.

Sebagai contoh, orang yang didiagnosis dengan HIV mungkin merasa bahwa hidup sudah tidak ada gunanya lagi karena penyakit ini belum bisa disembuhkan. Pikiran ini lantas meningkatkan risiko bunuh diri.

Kasus lain juga terjadi pada kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak orang yang memilih untuk bunuh diri saat hamil di luar nikah karena takut membuat malu keluarga.
 
10. Ada anggota keluarga yang melakukan tindakan serupa

Faktor keturunan bisa menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri. Jika ada keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri, risiko Anda melakukan hal serupa akan lebih besar.

Oleh sebab itu, Anda perlu mengelola kesehatan mental maupun fisik Anda dengan sebaik mungkin, terutama saat menghadapi masalah berat. Dengan begitu, tindakan menyelesaikan masalah lewat bunuh diri dapat dicegah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved