Kepemiluan
Ketika Joget Gemoy Prabowo Dinilai Ingin Ubah Citra Pemarahnya
Jamiluddin menjelaskan, sosok pemarah tidak disukai kalangan milenial dan gen Z. Menurutnya, anak muda menyebut orang-orang yang memiliki sifat keras
JAKARTA, TRIBUNAMBON.COM - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto yang kerap joget 'gemoy' belakangan ini karena dinilai ingin mengubah citranya yang dikenal sebagai sosok pemarah.
Hal itu disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga.
Jamiluddin mengatakan, Prabowo ingin dikenal sebagai sosok yang santai namun tetap serius.
"Prabowo Subianto belakangan ini kerap berjoget. Hal itu tidak dilakukannya pada Pilpres 2014 dan 2019," ujar Jamiluddin, Senin (20/11/2023).
"Sebelumnya Prabowo memang kerap dikesankan sosok yang serius, keras, tegas, kaku, dan formal. Bahkan banyak yang menilainya sebagai sosok pemarah," sambungnya.
Jamiluddin menjelaskan, sosok pemarah tidak disukai kalangan milenial dan gen Z.
Menurutnya, anak muda menyebut orang-orang yang memiliki sifat keras "tidak asyik".
Maka dari itu, kata dia, Prabowo tampaknya ingin mengubah kesan tersebut.
Sebab, perubahan itu diperlukan untuk menyesuaikan gaya hidup yang disukai kalangan milenial dan gen Z.
"Untuk itu, Prabowo mengubahnya dengan banyak senyum dan dalam beberapa kesempatan diiringi dengan berjoget. Hal itu juga dipertontonkannya saat acara pengundian nomor pasangan capres-cawapres di KPU," tutur Jamiluddin.
"Dengan positioning seperti itu, Prabowo berharap dapat diterima kalangan milenial dan gen Z. Harapan itu sangat beralasan karena kalangan milenial dan gen Z menjadi pemilih terbanyak. Mereka inilah yang akan menentukan menang tidaknya Prabowo pada Pilpres 2024," imbuhnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan alasan kenapa dirinya berjoget atau menari terus akhir-akhir ini.
Baca juga: Akhir-akhir Ini Prabowo Suka Joget Gemoy, Ternyata Ini Alasannya
Terbaru, Prabowo berjoget dalam momen pengambilan nomor urut capres-cawapres di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, pada Selasa (14/11/2023).
Alasan tersebut Prabowo sampaikan dalam talk show bersama semua capres-cawapres dalam acara ulang tahun Mata Najwa yang ke-13, Minggu (19/11/2023) malam.
Prabowo mengatakan, tarian yang biasa dia praktikkan itu meniru jogetan eyangnya di masa lalu.
"Waduh ini bukan rahasia kalau gitu ya. Jadi begini, ini cerita yang sebenarnya. Jadi di keluarga saya, kakek saya, eyang saya Pak Margono kan orang Jawa dari Banyumas, zaman itu tidak ada hiburan kecuali wayang," ujar Prabowo.
"Jadi tiap kali saya ke rumah eyang saya, saya disambut dengan tarian kayak begitu. Dari kecil, eyang saya, dia sambut saya. Selalu begitu. Gatotkoco pangeran dari Pringgo Dani tek, tek, tek, tek, tek, tek, tek. Ah itu satu," sambungnya.
Kemudian, ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo juga memiliki kebiasaan yang sama. Ketika mendapatkan berita yang bagus, ayah Prabowo pasti selalu menari.
"Iya kan juga istilahnya orang Banyumas, zaman itu enggak ada TV, enggak ada apa-apa. Ya hiburannya wayang. Jadi tiap kali ada berita bagus, berita gembira, dia selalu nari seperti itu.
Joget seperti itu," tutur Prabowo. Maka dari itu, tarian dari eyang dan ayahnya sejak kecil tersebut telah masuk ke alam bawah sadar Prabowo.
Menurutnya, jika dia merasa gembira, sudah pasti dirinya akan berjoget.
"Tapi kalau enggak gembira ya enggak begitu. Jadi kalau ada berita bagus umpamanya ujian lulus kayak begitu. Jadi kalau lolos dari sesuatu ya begitu. Kemarin karena ambil nomor pas 2 saya joget begitu," imbuhnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerap Berjoget, Prabowo Dinilai Ingin Ubah Citra "Pemarah" Jadi "Santai" agar Disukai Anak Muda", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2023/11/20/14363111/kerap-berjoget-prabowo-dinilai-ingin-ubah-citra-pemarah-jadi-santai-agar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.